Abstrak
Peran elit lokal terhadap kemenangan Golkar di Kabupaten Sragen pada Pemilu 1992 dan 1997
Oleh :
Iis Sumarwati - K4407024 - Fak. KIP
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan: (1) berdirinya Golkar
di Kabupaten Sragen; (2) peran elit lokal terhadap kemenangan Golkar di
Kabupaten Sragen Pemilu Tahun 1992 dan 1997; (3) pelaksanaan pemilu tahun
1992 dan 1997 di Kabupaten Sragen.
Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi. Sumber data yang digunakan oleh penulis terutama adalah sumber
primer dan sumbet sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
studi pustaka dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam
menginterpretasikan fakta sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) berdasarkan Perpres
No. 193 tahun 1964 pada tanggal 20 Oktober 1964 lahir Sekretaris Bersama
Golongan Karya (Sekber Golkar) begitu juga Sekber Golkar di Kabupaten Sragen,
pada tanggal 17 Juli 1971 melalui musyawarah Sekber Golkar diubah menjadi
Golkar; (2) Elit lokal sangat berperan dalam kemenangan Golkar tahun 1992 dan
1997 dikarenakan elit lokal memiliki kekuasaan yang diakui dan dihormati oleh
masyarakat. Hal tersebut diperlukan untuk meyakinkan rakyat memilih Golkar,
peran militer pada pemilu 1992 dan 1997 melakukan intervensi kepada rakyat
untuk memilih Golkar, keterlibatan ulama dalam Golkar berpengaruh untuk
mengendalikan massa yang sangat fanatik dan simpatik, kaum cendekiawan
(mahasiswa, pengajar, tokoh politik, anggota organisasi) berperan dalam
memperjuangkan dan memenangkan Golkar dengan bergabung dalam panitia
pemungutan suara dan menjadi juru kampanye, bagi elit birokrat yang tidak
bersedia memilih dan mendukung Golkar maka harus rela dikeluarkan dari
pemerintahan, sedangkan pengusaha berperan sebagai penyokong dana dan
panutan bagi masyarakat karena memiliki status sosial atas kekayaannya;
(3) penurunan 12,17 % suara Golkar pada pemilu 1992 dikarenakan kegagalan
para elit lokal dalam menyelesaikan isu-isu nasional yang menyebabkan
ketidakpercayaan rakyat Sragen terhadap Golkar. Kenaikan perolehan 12,43 %
suara Golkar tahun 1997 dikarenakan elit lokal melakukan kecurangan dengan
mengintimidasi rakyat untuk memilih Golkar. Dan adanya kisruh PDI ditingkat
pusat. Setelah Orde Baru, pemilu tahun 1999 Golkar mengalami kekalahan dan
PDI P meraih kemenangan dikarenakan banyaknya elit lokal Golkar yang pindah
ke partai lain.