Abstrak
Tindak Tutur Direktif Guru SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar (dalam Pembelajaran di Kelas XI)
Oleh :
Nuning Tri Mardiastuti - X1206039 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) penerapan
prinsip kesantunan dalam tindak tutur direktif yang digunakan guru SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar, (2) penerapan prinsip kerja sama dalam tindak
tutur direktif yang digunakan guru SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Sumber data yang digunakan adalah peristiwa pembelajaran di kelas,
rekaman ujaran yang muncul ketika pembelajaran, dan informan. Objek penelitian
adalah Guru di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, khususnya kelas XI ICT 1
dan XI IPS SK 2. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu
observasi, transkip, dan wawancara. Validitas data diuji dengan menggunakan
triangulasi data dan triangulasi metode, yaitu menggunakan beberapa sumber dan
metode untuk mengecek keabsahan data tersebut. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yang saling
berinteraksi, yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan: (1) dalam pembelajaran di SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar ditemukan tuturan-tuturan yang mematuhi dan
melanggar maksim-maksim dalam prinsip kerja sama. Seorang penutur tidak
harus selalu mematuhi seluruh maksim dalam prinsip kerja sama dalam
berkomunikasi. Maksim yang dilanggar dalam prinsip kerja sama adalah maksim
kuantitas. Penutur memberikan keterangan lebih banyak daripada yang
dibutuhkan dalam komunikasi. Hal ini terjadi karena dalam menyampaikan materi
penutur cenderung mengemukakan sesuatu yang akan dipertuturkan secara
panjang lebar. Hal ini wajar karena dalam berkomunikasi seorang penutur tidak
hanya harus memperhatikan maksim-maksim dalam prinsip kerja sama saja, tetapi
juga harus memperhatikan maksim-maksim dalam prinsip sopan santun. Maksim
yang dipatuhi adalah maksim relevansi. Hal ini wajar mengingat keterangan yang
diberikan dalam komunikasi haruslah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta
sesungguhnya. (2) dalam pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar
ditemukan tuturan-tuturan yang mematuhi dan melanggar maksim-maksim dalam
prinsip kesantunan. Secara konversasional seorang penutur dimungkinkan untuk
tidak selalu mematuhi seluruh maksim dalam prinsip sopan santun. Ada kalanya
seorang penutur melanggar salah satu atau lebih maksim dalam prinsip sopan
santun. Hal ini terjadi karena dalam bertutur seorang penutur tidak hanya
memperhatikan penerapan prinsip kesantunan saja tetapi juga memperhatikan
penerapan prinsip kerja sama.