Abstrak
Motivasi pemilih dalam pemilihan umum anggota DPRD Surakarta tahun 2009 di Kecamatan Jebres Kota Surakarta
Oleh :
Tri Aninggar - K6405035 - Fak. KIP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi motivasi pemilih
dalam pemilihan umum anggota DPRD tahun 2009 di Kecamatan Jebres Kota Surakarta
berdasarkan klasifikasi usia, jenis kelamin, status ekonomi dan tingkat pendidikan.
Berdasarkan masalah dan tujuan, penelitian ini digunakan bentuk penelitian
kualitatif. Metode penelitian adalah metode penelitian deskriptif. Populasi penelitian
adalah seluruh masyarakat yang bertempat tinggal di Kecamatan Jebres Kota Surakarta
yang telah memiliki hak sebagai pemilih serta menggunakan haknya tersebut dalam
pemilihan umum anggota DPRD Surakarta tahun 2009, sebesar 93.151 orang. Teknik
pengambilan sampel yang dipergunakan adalah purposive sampling dan sampel
penelitian sebesar 26 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan
analisis dokumen. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data.
Setelah penelitian dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :(1) Pemilih
dengan usia 17tahun-25tahun dan usia 26tahun-45tahun termasuk dalam tipe pemilih
rasional dengan orientasi policy-problem-solving, sedangkan pemilih dengan usia
46tahun-lanjut termasuk dalam tipe pemilih tradisional dengan orientasi ideologi.(2)
Pemilih dengan jenis kelamin laki-laki memiliki motivasi yang membuatnya termasuk
dalam tipe pemilih rasional dengan orientasi policy-problem-solving, sedangkan pemilih
perempuan sebagian besar termasuk dalam tipe pemilih tradisional dengan orientasi
ideologi.(3) Pemilih dengan status ekonomi menengah ke atas sebagian besar termasuk
dalam tipe pemilih rasional dengan orientasi policy-problem-solving, sedangkan pemilih
dengan status ekonomi menengah ke bawah termasuk tipe pemilih tradisional dengan
orientasi ideologi.(4) Pemilih dengan tingkat pendidikan yang tinggi termasuk dalam tipe
pemilih rasional dengan orientasi policy-problem-solving, sedangkan pemilih dengan
tingkat pendidikan lebih rendah termasuk dalam tipe pemilih tradisional dengan orientasi
ideologi. Namun tidak semua pemilih dengan tingkat pendidikan tinggi termasuk dalam
tipe rasional dengan orientasi policy-problem-solving. Begitu pula sebaliknya pada
pemilih dengan tingkat pendidikan lebih rendah tidak semua termasuk dalam tipe
tradisional dengan orientasi ideologi. Dengan demikian semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang belum tentu orang tersebut lebih kritis dalam mengahadapi segala
sesuatu dan memperhitungkan dampak jangka panjang dibandingkan dampak jangka
pendek, terkhusus pada hasil pelaksanaan pemilihan anggota DPRD Kota Surakarta ini.