Abstrak
Saudagar laweyan abad xx (peran dan eksistensi dalam membangun perekonomian muslim)
Oleh :
An Nuur sakhaa. Hp - K4406008 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) Perkembangan
batik Laweyan abad XIX - XX, (2) peran politik saudagar Laweyan, (3 ) Peran
dan eksistensi saudagar Laweyan dalam perkembangan perekonomian muslim .
Penelitian ini menggunakan metode historis dengan langkah-langkah
heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi. Sumber data yang digunakan
dalam penulisan skripsi ini adalah sumber tertulis yang meliputi sumber primer
dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis historis yang mengutamakan
ketajaman interpretasi sejarah. Langkah-langkah menganalisis data adalah: (1)
pengumpulan data yang kemudian diklasifikasikan sesuai tema penelitian, (2)
terhadap sumber yang didapat dilakukan kritik intern (content analysis) dan kritik
ekstern (contruct analysis) untuk menentukan kredibilitas dan otentitas sumber,
(3) Dari data yang didapatkan digunakan pendekatan kerangka teori, konsep,
metodologi yang berfungsi sebagai kritria penyelesaian, identifikasi dan
pengklasifikasian, (4) merangkaikan fakta-fakta untuk mengetahui hubungan
sebab–akibat antar peristiwa satu dengan peristiwa yang lain, (5) Fakta–fakta yang
sudah didapatkan dan dihubungkan kemudian disusun menjadi sebuah karya yang
menyeluruh.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Daerah Laweyan,
Surakarta dikenal sebagai salah satu sentra industri batik di Jawa Tengah.
Kegiatan pembatikan pada mulanya masih mempergunakan peralatan yang
sederhana, yaitu canting. Industri batik tradisional di Laweyan yang semakin
maju, membuat para pengusaha berpikir untuk menciptakan peralatan membatik
yang dapat menghasilkan batik lebih cepat daripada dengan menggunakan
canting. Kemudian dibuatlah alat cap, di samping canting untuk memproduksi
batik secara tradisional. Dari masa ke masa dunia perbatikan banyak mulai
mengalami perubahan (2) Organisasi Sarekat Islam (SI) bermula dari Sarekat
Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1911 di kota Solo oleh seorang
saudagar batik bernama Haji Samanhudi. SDI yang berdasarkan koperasi dengan
tujuan memajukan perdagangan pribumi dengan panji-panji Islam yang
menaunginya.Perubahan nama menjadi Sarekat Islam, berawal dari saat
perkumpulan SDI tersebut menyusun statuennya. (3) Saudagar laweyan berperan
penting dalam memajukan perekonomian muslim laweyan. Dengan
mempertimbangkan begitu besar peranan saudagar Laweyan dalam
menumbuhkan sektor ekonomi kota maka kehadiran mereka dalam masyarakat
Solo, tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, trikhotomi Geertz, dalam melihat
masyarakat Jawa atas pembagian abangan, santri dan priyayi dirasakan tidak
cocok, terutama dalam masyarakat Solo.