Abstrak
Kajian Stilistika Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta
Oleh :
Eny Puspitosari - C0107019 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif mengenai Kajian Stilistika Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini: (1) Bagaimanakah penggunaan aspek-aspek bunyi dalam Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta?, (2) Bagaimanakah pilihan kata atau diksi dalam Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta?, (3) Bagaimanakah gaya bahasa dalam Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta?. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan aspek-aspek bunyi, pilihan kata atau diksi dan gaya bahasa dalam Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta. Data dalam penelitian ini berupa data tulis yaitu kalimat panyandra dalam buku Panyandra Penganten Jawa Adat Surakarta dan data lisan yaitu kalimat panyandra dalam rekaman pernikahan yang menggunakan adat Surakarta. Sumber data berasal dari buku dan tuturan panyandra penganten Jawa adat Surakarta. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penyediaan data dilakukan dengan teknik pustaka, teknik rekam dan teknik catat. Analisis data dengan menggunakan metode distribusional dan metode padan. Metode distribusional digunakan untuk menganalisis aspek-aspek bunyi dan pilihan kata atau diksi dengan teknik dasar BUL (Bagi Unsur Langsung) dan teknik lanjutan berupa teknik interpretasi. Sedangkan metode padan digunakan untuk menganalisis gaya bahasa. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Pemanfaatan atau pemilihan bunyi-bunyi bahasa yang dipergunakan dalam PPJAS ditemukan adanya purwakanthi yaitu purwakanthi swara „asonansi‟, purwakanthi sastra „aliterasi‟, purwakanthi lumaksita. (2) Pemilihan kata atau diksi dalam PPJAS yaitu digunakannya (a) tembung rangkep yang meliputi dwipurwa, dwilingga, dwilingga salin swara, (b) tembung garba „sandi‟, (c) antonim, (d) sinonim, (e) kata-kata kawi, (f) afiksasi arkhais. (3) Pemakaian gaya bahasa dalam PPJAS adalah gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yaitu (a). gaya bahasa retoris : anastrof, asidenton, pleonasme, erotesis, hiperbola, (b). gaya bahasa kiasan : simile, metafora, personifikasi, eponim. Pemakaian gaya bahasa memberikan kesan yang lebih indah dan estetis.