Abstrak


Analisis Deiksis Persona dan Sosial Wacana Berita Patroli dalam Surat Kabar Harian Umum Solopos Tahun 2004


Oleh :
Erlina Kusumawati - K1200020 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) bentuk-bentuk deiksis persona dan sosial; (2) katagorisasi deiksis persona dan sosial; dan (3) fungsi pemakaian deiksis persona dan sosial pada wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos tahun 2004.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung deiksis persona dan sosial dalam wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos tahun 2004 edisi Oktober-Desember 2004. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi teori.

Berdasarkan analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa: Pertama, bentuk-bentuk deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-Desember 2004 adalah: (a) Deiksis persona, dari 650 kalimat-kalimat yang mengandung deiksis persona ditemukan 874 bentuk deiksis persona dan yang paling sering muncul adalah bentuk persona ketiga, yaitu akhiran –nya dengan persentase sebanyak 0,312%, bentuk-bentuk deiksis persona misalnya: saya, kita, kami, dia, –nya, dirinya, mereka, Kapolwil; (b) Deiksis sosial, dari 206 kalimat-kalimat yang mengandung deiksis sosial ditemukan 282 bentuk deiksis sosial dan yang paling sering muncul adalah bentuk honorifics dengan persentase sebanyak 0.932%, bentuk-bentuk deiksis sosial misalnya: PSK, Kapolwil, nyolong, K.H., Ny., pembantu; Kedua, kategorisasi deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-Desember 2004 adalah: (a) kategorisasi dalam deiksis persona, yaitu: (1) deiksis persona pertama tunggal, misalnya: saya; (2) deiksis persona pertama jamak, misalnya: kami dan kita; (3) deiksis persona kedua tunggal, misalnya: Kapolwil; (4) deiksis persona ketiga tunggal, misalnya: dia, -nya, dirinya; dan (5) deiksis persona ketiga jamak, misalnya: mereka. (b) kategorisasi dalam deiksis sosial, yaitu: (1) eufimisme (pemakaian kata halus), misalnya: PSK, prostitusi, pembantu; dan (2) honorifics (sopan santun berbahasa), misalnya: sungkem, Kapolwil, K.H. (Kiai Haji), Ny., nyolong, ngutil; Ketiga, fungsi pemakaian deiksis persona dan sosial yang terdapat dalam wacana berita Patroli dalam surat kabar harian umum Solopos edisi Oktober-Desember 2004 adalah: (a) fungsi pemakaian deiksis persona, yaitu: (1) Merujuk pada diri orang yang sedang berbicara, misalnya: saya; (2) Merujuk pada nama orang yang memegang jabatan, misalnya: Kapolwil; (3) Merujuk pada orang yang sedang dibicarakan, misalnya: dia, –nya, dan dirinya; (4) Meyebutkan orang dalam jumlah banyak, misalnya: mereka; (5) Menunjukkan bentuk inklusif, misalnya: kita; (6) Menunjukkan bentuk ekslusif, misalnya: kami. (b) fungsi pemakaian deiksis sosial, yaitu: (1) Sebagai salah satu bentuk efektivitas kalimat, misalnya: Kapolwil; (2) Sebagai pembeda tingkat sosial seseorang, misalnya: K.H (Kiai Haji); (3) Untuk menjaga sopan santun berbahasa, misalnya: PSK; (4) Untuk menjaga sikap sosial kemasyarakatan, misalnya: sungkem.