Abstrak
Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad ( student teams achievement division ) dengan latihan individual terstruktur pada materi trigonometri ditinjau dari kecerdasan logika matematika siswa kelas X SMA negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2010
Oleh :
Novi Arum Sari - K1307005 - Fak. KIP
Tujuan penelitian adalah : (1) untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan Latihan Individual Terstruktur dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran langsung pada sub materi aturan sinus dan cosinus (2) untuk mengetahui apakah siswa dengan kecerdasan logika matematika lebih tinggi mempunyai prestasi belajar lebih baik daripada siswa dengan kecerdasan logika matematika lebih rendah pada sub materi aturan sinus dan cosinus, (3) untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan logika matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub materi aturan sinus dan cosinus. Penelitian menggunakan pendekatan penelitian eksperimental semu. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan metode tes. Uji coba instrumen dilakukan di SMA Al Islam 1 Surakarta. Sebagai persyaratan penelitian, populasi harus dalam keadaan seimbang. Sehingga dilakukan uji keseimbangan dengan uji-t. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dengan uji persyaratan analisis data adalah uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan Latihan Individual Terstruktur menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik jika dibandingkan dengan model pembelajaran langsung pada sub materi aturan sinus dan cosinus (Fobs = 10,292 > 3,992 =Ftabel pada tingkat signifikansi 5%), (2) siswa dengan kecerdasan logika matematika tinggi menghasilkan prestasi yang sama baiknya dengan siswa dengan kecerdasan logika matematika sedang dan lebih baik dari siswa dengan kecerdasan logika matematika rendah (Fobs = 11,837 > 3,142 = Ftabel), (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kecerdasan logika matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika pada sub materi aturan sinus dan cosinus (Fobs = 1,326 < 3,142 = Ftabel).