Abstrak


Analisis Struktur Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Antar Kecamatan Di Kabupaten Boyolali Tahun 2006-2009


Oleh :
Parwantiningsih - K7406119 -

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi antar kecamatan di Kabupaten Boyolali pada periode 2006-2009. (2) Untuk mengklasifikasikan kecamatan di Boyolali berdasarkan struktur pertumbuhan ekonomi menurut tipologi Klassen pada periode 2006-2009. (3) Untuk menghitung ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Boyolali pada periode 2006-2009. (4) Untuk membuktikan benar/tidaknya hipotesis Kuznets tentang U-terbalik berlaku di kabupaten Boyolali pada periode 2006-2009. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah PDRB Kabupaten Boyolali yang dihitung berdasarkan harga konstan dari tahun 2006-2009. Teknik analisis data menggunakan tipologi Klassen dan Indeks Williamson. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi dan wawancara. . Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Laju pertumbuhan ekonomi antar kecamatan Kabupaten Boyolali tahun 2006-2009 mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 2006 sebesar 4, 19% menjadi 4,08% pada tahun 2007 dan tahun 2008 laju pertumbuhannya 4,04%, serta mengalami kenaikan pada tahun 2009 laju pertumbuhannya yaitu 5,16%. Beberapa tahun tersebut pertumbuhannya menunjukkan arah yang negatif kecuali pada tahun 2009 yaitu sudah masuk kriteria pertumbuhan Kabupaten Boyolali diatas 5% jadi sudah menunjukkan arah yang positif. 2) Terdapat pengelompokan pertumbuhan ekonomi berdasarkan tipologi Klassen di Kabupaten Boyolali pada tahun penelitian yaitu yang termasuk dalam kategori daerah cepat maju dan cepat tumbuh adalah Kecamatan Boyolali, Kecamatan Sawit, Kecamatan Simo dan Kecamatan Karanggede. Daerah maju tetapi tertekan meliputi Kecamatan Ampel, Kecamatan Cepogo,Kecamatan Teras dan Kecamatan Banyudono. Kecamatan yang masuk daerah berkembang cepat adalah Kecamatan Sambi, Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Klego dan Kecamatan Wonosegoro. Daerah yang tertinggal meliputi Kecamatan Selo, Kecamatan Musuk, Kecamatan Mojosongo, Kecamatan Nogosari, Kecamatan Andong, Kecamatan Kemusu dan Kecamatan Juwangi. 3) Rata-rata ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Boyolali tahun 2006-2009 adalah 0,05, jadi ketimpangan antar kecamatan di Kabupaten Boyolali relatif merata karena angkanya mendekati nol. 4) Kurva Kuznets atau yang biasa disebut kurva U terbalik tidak berlaku di Kabupaten Boyolali pada tahun penelitian karena kurvanya tidak berbentuk U terbalik. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, ketimpangan daerah cenderung memburuk, namun pada tahap berikutnya, ketimpangan daerah akan membaik, ini tidak terjadi di Kabupaten Boyolali pada tahun penelitian.