Abstrak
Analisis penataan ruang kantor tata usaha dalam mencapai efisiensi kerja pegawai (Studi Kasus di Kantor Tata Usaha Dekanat FKIP UNS Surakarta Tahun 2010)
Oleh :
Niken Nurnovitasari - K7407025 - Fak. KIP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penataan ruang kantor tata
usaha Dekanat FKIP UNS Surakarta yang dapat mendorong pencapaian efisiensi
kerja pegawai dilihat dari asas penataan ruang kantor menurut The Liang Gie
yaitu: (1) asas jarak terpendek, (2) asas rangkaian kerja, (3) asas penggunaan
segenap ruang, dan (4) asas perubahan susunan tempat kerja.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan bentuk deskriptif
dan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Strategi yang digunakan
adalah strategi tunggal terpancang. Teknik sampling dengan teknik bola salju
(snowball sampling). Sumber datanya adalah informan, tempat dan peristiwa
serta dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan analisis dokumentasi. Untuk keabsahan data, menggunakan
trianggulasi data atau trianggulasi sumber. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Kantor Tata Usaha
Dekanat FKIP UNS belum menerapkan asas jarak terpendek dalam penataan
ruangnya. Hal ini ditunjukkan dengan penempatan almari arsip dan filling
cabinet yang jauh dari tempat duduk pegawai, penempatan pegawai yang banyak
berhubungan dengan mahasiswa di posisi yang jauh dari pintu dan jarak antar
meja yang terlalu sempit sehingga mengganggu proses penyelesaian pekerjaan
oleh pegawai. Beberapa kondisi tersebut menimbulkan pemborosan waktu dan
tenaga, sehingga efisiensi kerja tidak tercapai; (2) Jika ditinjau dari sudut
pandang pegawai, penataan ruang Kantor Tata Usaha Dekanat FKIP UNS sudah
menerapkan asas rangkaian kerja, karena setiap ruangan sudah ditata sesuai
dengan aliran prosedur kerja masing-masing bagian. Namun, jika ditilik dari
sudut pandang pengguna layanan posisi ruangan (loket) belum sesuai dengan
asas rangkaian kerja, misalnya dalam proses legalisir. Gerakan yang dilakukan
tidak selalu maju, melainkan banyak gerakan mundur dan menyilang. Apalagi
urutan lokasi pelayanan tidak dari yang terdekat sampai terjauh melainkan lokasi
pertama yang harus didatangi justru ruangan yang letaknya paling jauh. Hal ini
mengakibatkan pemborosan waktu dan tenaga; (3) Kantor Tata Usaha Dekanat
FKIP UNS belum menerapkan asas penggunaan segenap ruang, karena
berdasarkan pengamatan peneliti masih ditemukan ruangan yang komposisi atau
alokasi ruangnya belum seimbang. Dalam satu ruangan terdapat ruang yang
masih lapang atau kosong, sedangkan di sisi lain ruangan terdapat penumpukan,
baik penumpukan pegawai, peralatan maupun perlengkapan; (4) Penataan ruang
Kantor Tata Usaha Dekanat FKIP UNS belum menerapkan asas perubahan
susunan tempat kerja secara maksimal. Walaupun sebenarnya masing-masing
ruangan ditata dengan tipe terbuka yang memungkinkan perubahan susunan
tempat kerja sesuai kebutuhan, ternyata susunannya tersebut sudah “dipatenkan”
sehingga sulit untuk diubah jika dibutuhkan. Dipatenkan dalam hal ini
merupakan aturan tidak tertulis antar pegawai (kesepakatan) untuk tidak
mengubah susunan tempat duduk para pegawai.