Abstrak


Studi Eksplorasi Peramalan Krisis Keuangan di Indonesia Menggunakan Pendekatan Exchange Market Pressure


Oleh :
Mohamad Ikhsan Subekti - F0105069 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Krisis keuangan umumnya diartikan sebagai kondisi perekonomian mengalami penurunan dengan cepat yang disebabkan oleh permintaan uang yang melebihi penawaran uang karena terjadinya bank rush dalam jumlah yang besar. Kondisi tersebut terjadi karena hilangnya kepercayaan deposan terhadap bank yang seringkali disebabkan oleh guncangan di sektor pasar uang, kemudian memberikan efek buruk kepada stabilitas nilai tukar rupiah. Didalam penelitian ini krisis keuangan didefinisikan sebagai kondisis dimana EMP (exchange market pressure) sebuah negara melebihi nilai rata – ratanya di tambah satu standar deviasi. EMP sendiri diartikan sebagai variabel yang menjelaskan hubungan antara pergerakan nilai tukar dengan intervensi kebijakan pemerintah, sehingga melalui variabel ini dapat mengukur tingkat pengaruh intervensi kebijakan terhadap target nilai tukar yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini, antara lain untuk mengetahui indikator yang mempengaruhi besaran variabel makro ekonomi terbaik untuk meramalkan terjadinya krisis mata uang rupiah di Indonesia. Studi ini merupakan studi eksplorasi yaitu studi yang dilakukan karena teradapatnya sebuah fenomena atau masalah yang belum jelas penyelesaian ataupun penjelasannya, studi eksplorasi berusaha untuk menemukan metode yang paling baik untuk menyelesaikan masalah tersebut, termasuk metode pengumpulan data yang tepat dan merumuskan permasalahan dengan tepat. Karakteristik studi eksplorasi adalah berbasis penelitian sekunder dan hasil dari studi eksplorasi biasanya sangat berguna untuk masukan kebijakan. Alat analisis yang digunakan adalah composite leading indicator dan VAR. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan pendekatan EMP composite leading indicator diketahui bahwa terjadi beberapa kali krisis keuangan di Indonesia, yaitu periode krisis Indonesia pada tahun 1998 yaitu pada bulan 1,5,6,9 dan 12, kemudian periode krisis berikutnya adalah pada tahun 2005 bulan ke 10,11,12 dan pada tahun 2006 pada bulan 1,2 dan 3. Kemudian berdasarkan analisis VAR, diketahui bahwa variabel REER memiliki pengaruh yang kuat terhadap EMP di Indonesia. Untuk mengurangi dampak shock dari EMP, Pemerintah dapat menggunakan serangkaian kebijakan moneter ketat dan kebijakan pendukung lainnya yang dapat meningkatkan variabel domestik kredit, karena channeling yang terbukti untuk mempengaruhi EMP adalah dengan DCR (Domestic Credit )