Abstrak


Zending : Kristenisasi Di Margorejo Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati Tahun 1852-1942


Oleh :
Listyarini Dyah Wulandari - K4407029 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Sejarah terbentuknya desa Kristen di Margorejo,Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati (2) Pelaksanaan pendidikan Kristen di Margorejo oleh zending, (3) Proses perkembangan gereja di Margorejo menjadi gereja yang mandiri, lepas dari zending Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah- langkah yang ditempuh dalam metode historis meliputi heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan oleh penulis terutama adalah sumber primer dan sumber sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka, wawancara, dan observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasikan fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Sejarah terbentuknya desa Kristen Margorejo berawal dari pekerjaan Doopgezinde Zendingsvereeniging (DZV) yang dipimpin oleh Pieter Janz di kawasan Jepara. Dalam beberapa tahun lamanya, Pieter Janz berhasil mengkristenkan beberapa orang di wilayah Jepara dan Kedungpenjalin. Jemaat yang makin banyak itu kemudian dikumpulkan dalam suatu desa persil untuk dijauhkan dari pengaruh budaya pribumi yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen. Desa persil itu disebut Margorejo yang artinya jalan menuju kesejahteraan. Margorejo terbuka bagi siapa saja, baik orang Kristen maupun yang bukan Kristen, yang ingin masuk dan tinggal dengan syarat harus bersedia mentaati tata hidup Kristen. (2) Keberhasilan Pieter Janz dalam mengkristenkan penduduk didukung oleh penyelenggaraan pendidikan oleh zending, dan pelaksanaannya terbuka untuk umum dan dengan biaya yang rendah. Sekolah yang didirikan zending ini dibagi menjadi dua, yakni Sekolah Jemaat yang setingkat dengan sekolah dasar dan Sekolah Guru Zending. Kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah itu terdiri dari pelajaran pengetahuan umum dan Agama Kristen. (3) Gereja Jawa Muria lahir pada tanggal 16 April 1854, ditandai dengan pelaksanaan upacara pembaptisan oleh Pieter Janz. Sejak tahun 1854 sampai dengan tahun 1909, segala sesuatu yang berkaitan dengan desa persil, gereja, dan pelayanan jemaat dilakukan sepenuhnya oleh zending. Konferensi para zendeling di Margorejo memutuskan gereja Margorejo resmi menjadi gereja yang dewasa dan dapat mengatur keuangannya sendiri, namun masih didampingi oleh zending. Pendampingan zending terhadap pengelolaan gereja ini akhirnya harus benar-benar berakhir ketika Perang Dunia II dan Belanda jatuh ke tangan Jerman maka terputuslah hubungan antara pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Indonesia dengan pusatnya. Putusnya hubungan ini berarti pula putusnya hubungan zending yang bekerja di Indonesia dengan pengurus pusat zending di Belanda, termasuk Zending Menonit di Margorejo.