Abstrak


Petilasan Kraton Pajang (studi tentang penjajagan menjadi aset wisata)


Oleh :
Aulia Rahmadiyah - K4407011 - Fak. KIP

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : (1) Sejarah Kraton Pajang, (2) Pembangunan Petilasan Kraton Pajang, (3) Petilasan Kraton Pajang sebagai pengembangan pariwisata dan Cagar Budaya, (4) Persepsi masyarakat terhadap Petilasan Kraton Pajang. Sejalan dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang tunggal yang hanya mengarahkan pada kegiatan riset suatu kasus atau lokasi studi yaitu Petilasan Kraton Pajang (Studi tentang Penjajagan menjadi Aset Wisata). Sampel yang digunakan bersifat purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumen. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, yaitu proses analisis data tiga komponen yang meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi atau penarikan kesimpulan, yang berlangsung secara siklus. Berdasarkan pada hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan: (1). Sejarah Kraton Pajang bermula dari tokoh Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging. Sebagai pewaris Kerajaan Demak, Jaka Tingkir kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya dan mendirikan Kraton Pajang. Jaka Tingkir memerintah di Pajang selama hampir dua puluh tahun (1568-1586) (2). Pembangunan komplek Petilasan Kraton Pajang secara bertahap karena sumber pendanaan pembangunan dilakukan secara swadaya dari pihak masyarakat, pengunjung dan pengelola yang peduli terhadap Benda Cagar Budaya ini (3). Petilasan Kraton Pajang merupakan salah satu bentuk Benda Cagar Budaya peninggalan sejarah Bangsa Indonesia dan merupakan hasil karya budaya yang tinggi nilainya. Pemanfaatan Petilasan Kraton Pajang sebagai obyek wisata (religi) berperan penting dalam penanaman nilainilai budaya dan sejarah, selain itu menjadi suatu tempat rekreasi yang nyaman dan memberikan ketenangan untuk memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Sukoharjo perlu memberikan perhatian khusus pada Petilasan Kraton Pajang. Dalam hal ini memberikan pelayanan yang baik dan menyediakan fasilitas memadai yang merupakan salah satu syarat utama Petilasan Kraton Pajang sebagai obyek wisata (religi). (4). Persepsi masyarakat Desa Makamhaji, penulis klasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu: golongan tua, golongan ini masih sangat menjunjung tinggi adat istiadat ataupun tradisi. Golongan tua sangat percaya pada kesakralan Petilasan Kraton Pajang. Dan golongan muda, tanggapan golongan ini terhadap Petilasan Kraton Pajang bermacam-macam, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan tebalnya iman seseorang.