;

Abstrak


Kajian Pencemaran Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri


Oleh :
Widhi Himawan - A130908016 - Sekolah Pascasarjana

Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dibangun pada tahun 1973 sebagai respon terhadap peristiwa banjir di wilayah hilir Sungai Bengawan Solo. Waduk ini dibangun dengan membendung 7 sungai meliputi : Keduang, Wiroko, Temon, Alang, Solo Hulu, Unggahan dan Wuryantoro. Pada perkembangannya, pemanfaatan Waduk Gajah Mungkur menjadi semakin kompleks. Sesuai dengan penamaannya sebagai waduk serbaguna, beragam aktivitas berlangsung dalam kawasan waduk ini. Ragam aktivitas tersebut pada akhirnya memberikan konsekuensi ancaman penurunan kualitas perairan karena adanya pencemaran. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas air dan tingkat pencemaran tiap zona pemanfaatan serta mengetahui hubungan aktivitas pemanfaatan terhadap kualitas air Waduk Gajah Mungkur. Penelitian dilaksanakan dalam dua periode waktu yakni pada bulan Oktober dan Desember 2009. Pengambilan sampel air dilakukan pada tiap zona pemafaatan meliputi : zona konservasi, zona perikanan (tradisional dan aquafarm), zona wisata serta zona bebas. Pengambilan sampel ini bertujuan mengamati parameter fisika, kimia serta biologi perairan tiap zona pemanfaatan. Selain itu, pengamatan bioindikator dilakukan pula terhadap morfometri Oreochromis niloticus yang diambil dari masing-masing zona. Hasil dari pengamatan masing-masing parameter dibandingkan dengan baku mutu kualitas air kelas II pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001. Hasil tersebut juga digunakan sebagai bahan perhitungan tingkat pencemaran dengan metode STORET dan Indeks Pencemaran. Melalui kedua metode tersebut, diperoleh tingkat pencemaran dan kualitas air tiap zona pemanfaatan. Perhitungan tingkat pencemaran dengan STORET dan Indeks Pencemaran tiap zona menunjukkan perbedaan meski dengan masukan data yang sama. Perhitungan STORET menghasilkan adanya tingkat pencemaran sedang hingga berat (kisaran -24 hingga -36), sedangkan perhitungan Indeks Pencemaran secara keseluruhan menunjukkan tingkat pencemaran ringan. Meski terjadi perbedaan tingkat pencemaran dengan kedua metode perhitungan, secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas air Waduk Gajah Mungkur telah mengalami penurunan. Penurunan tersebut dapat diindikasikan sebagai dampak pemanfaatan waduk yang kurang teregulasi. Adanya perbedaan kondisi tiap parameter pada masing-masing zona pemanfaatan menunjukkan dampak spesifik suatu aktivitas terhadap kualitas air waduk.