Abstrak


Eksistensi Benazir Bhutto dalam Konstelasi Politik di Pakistan Tahun 1988-2007


Oleh :
Sri Wahyuni - X4406012 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jawaban atas rumusan masalah yakni : (1) Latar belakang kehidupan keluarga Benazir Bhutto dan profil Benazir Bhutto; (2) Proses Benazir Bhutto terjun dalam politik di Pakistan; (3) Peranan Benazir Bhutto dalam pemerintahan di Pakistan. Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode historis. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis sekunder. Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tehnik pengumpulan data yang terdiri dari tehnik pengumpulan data yang menggunakan studi pustaka dan tehnik analisis data yang menggunakan analisis historis. Sedangkan langkah-langkah yang di tempuh dalam metode historis adalah : (1) Heuristik: (2) Kritik ;(3) Interpretasi; (4) Historiografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Benazir (dalam bahasa Pakistan berarti: tak ada duanya) lahir tanggal 21 Juni 1953, dari pasangan keluarga tuan tanah – Ali Bhutto dengan isteri keduanya Begum Nusrat – di Larkana, Sind, sebuah provinsi terbesar kedua di Pakistan bagian selatan. Dari Dinasti Bhutto, Benazir menjadi penerus terakhir kejayaan politik ayahnya. Ia terpilih dua kali sebagai perdana menteri yaitu pada periode 1988-1990 dan 1993-1996.Benazir muncul sebagai tokoh perempuan muda yang glamor dalam kehidupan pribadinya sekaligus keras di panggung politik .Pada Juli 1977 terjadi perebutan kekuasaan oleh Jenderal Zia ul-Haq, yang berujung pada dieksekusinya Ali Bhutto karena dituduh terlibat pembunuhan politik. Tewasnya sang ayah pada 4 April 1979 itu kendati telah menghancurkan hampir seluruh kebahagiaan diri dan keluarganya, namun tidaklah membuat Benazir larut dalam kesedihan. Peristiwa itu justru dijadikan fundamental bagi titik balik (turning point) kehidupan Benazir untuk mulai terjun dalam kehidupan politik, menentang pemerintahan Zia ul-Haq yang dianggap telah memporak-porandakan kehidupan demokrasi (2) Terpilihnya Benazir Bhutto sebagai Perdana Menteri mengukir sejarah besar di dalam Pemerintahan Pakistan. Benazir Bhutto menjadi perdana menteri wanita pertama di sebuah negara Islam pada abad modern .Hal ini tentunya sangat bertolak belakang dengan interpretasi sebagian Ulama Pakistan – yang 97 persen penduduknya beragama Islam itu – bahwa ajaran Islam tidak mengijinkan wanita sebagai imam dalam shalat berjama’ah (bersama). Sehingga sebagai konsekuensi kiasnya, seorang wanita tak diperkenankan menjadi pimpinan, termasuk dalam pemerintahan (3) Dalam awal pemerintahannya, Benazir tidak hanya membuat kebijaksanaan dalam negeri saja tetapi juga kebijakan luar negeri. Benazir ingin melanjutkan kebijakan luar negeri sebelumnya sekaligus juga memperbaiki hubungan dengan Soviet serta mengurangi ketegangan dengan India. Persahabatan erat dengan Cina, Negaranegara Islam dan Dunia ketiga juga akan terus didalam pemerintahan yang kedua kalinya ini, Benazir sendiri selain menjadi Perdana Menteri juga merangkap portofolia keuangan. PM Benazir pun lantas segera merancangkan beberapa dasar vi pemerintahannya, antara lain: Berupaya mencegah munculnya konfrontasi pusat – daerah seperti terjadi pada periode pertama pemerintahannya, diberlakukan suatu kebebasan pers sebagai upaya untuk memperkuat kehidupan demokrasi, melanjutkan langkah reformasi ekonomi yang telah dirintis penjabat Perdana Menteri, Moeen Qureshi, termasuk dengan dilaksanakan swastanisasi secara transparan dan upaya untuk mengurangi inflasi , memberi prioritas bagi suatu pembangunan Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan kesejahteraan social yang meliputi: pendidikan, kesehatan, pemberantasan buta huruf, Keluarga Berencana, dan pelayanan hukum bagi rakyat dan, dilanjutkannya pengembangan program nuklis Pakistan, terutama ditujukan untuk kepetingan damai. Serta mencari dukungan dunia bagi diselesaikannya kemelut Kashmir melalui cara-cara damai seperti termaktub dalam resolusi PBB . Benazir pun punya hubungan yang baik dengan Amerika Serikat.