Abstrak


ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)


Oleh :
Aprilia r. Harjaningrum - F0205039 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Ketatnya persaingan dalam mendapatkan loyalitas pelanggan dewasa ini menyebabkan semua perusahaan harus meningkatkan kualitas produk mereka agar kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan baik internal maupun eksternal salah satunya dengan Quality Function Deployment (QFD). Alat yang biasa digunakan menggambarkan QFD adalah suatu matriks berbentuk rumah disebut dengan House Of Quality (HOQ). Industri yang bisa juga menerapkan Quality Function Deployment salah satunya adalah industri mebel ukir. Mulyo Furniture merupakan salah satu perusahaan mebel di kota Klaten yang menghasilkan produk kursi ukir sebagai andalan utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut yang dianggap penting oleh konsumen, bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen dan strategi yang harus dilaksanakan perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas desain produk kursi ukir. Penelitian ini terbatas pada perusahaan Mebel Mulyo Furniture Kabupaten Klaten, menggunakan 5 dimensi kualitas produk yaitu fungsi atau kegunaan, ergonomi, keindahan, estetika, dan finishing, responden merupakan pembeli lokal dan tidak dilakukan benchmarking. Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengetahui persepsi konsumen, serta dilakukan observasi dan in-depth interview dengan pihak internal perusahaan terutama di bagian produksi. Pemilihan sampel dengan menggunakan metode non probability sampling dan pengambilannya dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 84. Uji validitas menggunakan alat uji Pearson Correlate Coefficient dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS 11,5 for Windows. Analisis yang digunakan ada dua macam yaitu analisis deskriptif dan analisis Quality Function Deployment dengan House of Quality. Hasil menunjukkan bahwa seluruh item dimensi kualitas produk valid dan reliabel baik untuk tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Analisis HOQ meliputi; 1) Voice of Customer,2) analisis tingkat kepentingan, 3) analisis tingkat kinerja, 4) analisis tingkat perbaikan, 5) analisis sales point, 6) Analisis Customer Requirement Score (CRS), 7) Analisis Technical Requirement (TR), 8)Analisis Hubungan antara CR dan TR, 9) Analisis Penentuan Ukuran Standar TR, 10) Analisis Tingkat Kesulitan (Degree of Difficulty), 11) analisis Total Requirement Score (TRS), 12) Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR. Hasil penghitungan mean diketahui bahwa tingkat kepentingan tertinggi adalah dimensi finishing dengan nilai mean 4,17. Dan yang memiliki nilai terendah adalah dimensi fungsi atau kegunaan dengan nilai mean 3,01. Sedangkan untuk kinerja, finishing merupakan dimensi yang kinerjanya dinilai tertinggi oleh responden (4,20), dan fungsi dinilai memiliki kinerja paling rendah oleh responden sebesar 3,34. Tingkat perbaikan yang bernilai 1 telah dimiliki oleh 5 atribut, nilai TP 1,25 dimiliki oleh 12 atribut, dan terdapat 3 atribut dengan TP 1,67. Dari sales point diketahui bahwa terdapat 9 atribut yang bernilai 1,2 dan 11 atribut yang bernilai 1,5. Hasil normalisasi CRS diketahui terdapat 7 nilai persentase yaitu 2,72%; 3,27%; 4,09%; 4,36%; 5,45%; dan 6,81%. Atribut- atribut yang mendapat nilai tertinggi (6,81%) adalah motif ukiran menarik, kursi ukir memiliki tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya, ketebalan cat merata dan relief ukiran jelas. Dari hasil analisis sinergi atau konflik TR didapatkan beberapa hubungan dengan nilai +9 sebanyak 6 hubungan, dan bernilai +3 sebanyak 4 hubungan. Terdapat 1 atribut yang dianggap tidak penting (TP) dengan skor 2, dianggap cukup penting sekali (CP) pada 3 atribut dengan nilai 3, dianggap penting (P) pada 11 atribut dengan nilai 4, dan 5 atribut yang dianggap sangat penting (SP) dengan nilai 5. hal ini berarti bahwa seluruh atribut pada tingkat kepentingan berada pada level 2 hingga 5 yang berarti tidak penting (TP) hingga sangat penting (SP). Hubungan CR dengan TR yang memenuhinya masih ada yang belum menjawab secara maksimal. Hal ini ditunjukkan masih ada beberapa hubungan dengan nilai 3 yang berarti TR masih sebatas mendukung CR sehingga belum sepenuhnya menjawab CR. Terdapat 28 hubungan TR yang sudah memenuhi CR dan terdapat 36 hubungan TR yang mendukung CR. Hasil dari analisis technical requirement score (TRS) didapatkan persentase tertinggi dimiliki oleh atribut TR ukuran standar badan sebesar 11,84%. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ukuran standar badan memegang peranan paling penting dalam menghasilkan kualitas desain produk kursi ukir. Sedangkan TR terendah kurang dari 1% terdapat pada atribut menjaga kualitas rangka (0,56), ketelitian pengukir (0,94). Hasil dari analisa sinergi atau konflik antar TR terdapat tiga jenis hubungan. Yaitu hubungan strong positive (skor +9) pada 6 hubungan, dan positive (skor +3) pada 3 hubungan. Dari hasil analisa data dan kesimpulan sebelumnya, penulis memberikan beberapa saran kepada perusahaan mebel kursi ukir bahwa dari analisis tingkat kepentingan diketahui bahwa dimensi finishing merupakan dimensi yang paling penting. Dimensi finishing dapat ditingkatkan melalui tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya, ketahanan akan jamur, ketebalan cat merata, relief ukiran yang jelas dan tidak mudah lapuk. Dari hasil analisa tingkat kinerja, dimensi yang masih dianggap rendah kinerjanya adalah dimensi fungsi atau kegunaan. Perusahaan perlu melakukan upaya- upaya perbaikan kinerja dengan berusaha lebih untuk memenuhi persyaratan konsumen, khususnya dimensi fungsi atau kegunaan.