Abstrak
Pengaruh Perang Shiffin Tahun 658 M Terhadap Eksistensi Kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib
Oleh :
Sulistyowati - K4406041 - Fak. KIP
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui upaya peyelesaian masalah
Ali Bin Abi Thalib dengan Muawiyah. (2) Mengetahui upaya peyelesaian masalah
Ali Bin Abi Thalib dengan pengikutnya. (3) Mengetahui eksistensi kekhaifahan
Ali Bin Abi Thalib setelah tahkim Shiffin.
Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam metode historis ada 4 tahap kegiatan, yaitu heuristik, kritik,
interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah analisis historis
yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam mengiterpretasikan fakta
sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Perbedaan pendapat
antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah mengenai masalah qishash terhadap
pembunuh Utsman adalah penyebab terjadinya perang Shiffin antara Ali dengan
Muawiyah. Perang Shiffin merupakan perang saudara antar umat Islam yang
kedua, setelah yang pertama adalah perang Jamal antara Ali dengan Thalhah,
Zubair dan Aisyah yang akhirnya dimenangkan oleh pihak Ali bin Abi Thalib.
Tahkim Shiffin merupakan upaya perdamaian dengan menunjuk juru runding dari
masing-masing pihak. Hasil dari tahkim Shiffin adalah pencopotan jabatan Ali bin
Abi Thalib dan Muawiyan bin Abi Sofyan dari jabatan.Ali memimpin di daerah
Kufah sedangkan Muawiyah diangkat oleh pendukung-pendukungnya menjadi
kalifah di Syam. Tahkim Shiffin mengakhiri pertikaian antara Ali bin Abi Thalib
dengan Muawiyah bin Abu Sofyan.(2) Perang Shiffin dipandang sebagai akar
sejarah timbulnya aliran-aliran yang memiliki visi politik. Tahkim menyebabkan
pengikut-pengikut Ali terpecah menjadi dua golongan besar, ada dua aliran
bahkan ada kecenderungan yang masing-masing melahirkan banyak aliran yang
lahir sebagai implikasi dari peperangan tersebut, yaitu Syi’ah dan Khawarij.
Golongan yang sudah merasa jemu berperang dan menginginkan perdamaian
yaitu penganut paham Syi’ah. Syi’ah adalah para pengikut setia dari Khalifah Ali
bin Abi Thalib. Kaum Khawarij adalah kaum pembangkang yang keluar dari
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ali sudah berulang kali mengirim utusan kepada
Khawarij agar kembali kepada jalan kebenaran. Peperangan di Nahrawan
dimenangkan oleh Ali dan ini adalah penumpasan terhadap kaum Khawarij. (3)
Hasil Tahkim menyebabkan banyak daerah-daerah dibawa kekuasaan Ali bin Abi
Thalib membangkang dan ingin melepaskan diri. Mereka tidak mau lagi tunduk
terhadap Ali. Eksistensi khalifah Ali bin Abi Thalib sudah memudar. Kekuatan
Muawiyah semakin bertambah dan sebaliknya kekuatan Ali semakin melemah. Ini
menyebabkan Muawiyah dengan mudah mengekspansi wilayah-wilayah Ali,
akhirnya banyak wilayah-wilayah Ali yang menjadi kekuasaan Muawiyah.
Berakhirnya kekhalifahan Ali bin Abi Thalib adalah saat dia terbunuh oleh Ibnu
Muljam (kaum Khawarij yang membalas dendam atas kematian teman-teman di
Nahrawan).