Abstrak
Desain Alat Bantu Duduk Pesinden Wayang Kulit Berdasarkan Keinginan Pengguna Menggunakan Metode Quality Function Deployment
Oleh :
Novi Sri Hastanti - I0307058 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Alat bantu duduk pesinden wayang kulit sebagai perlengkapan pentas
penting bagi pesinden untuk menunjang pertunjukan. Alat bantu duduk pesinden
berfungsi untuk membantu agar tidak cepat lelah bertahan pada posisi duduk
simpuh selama 8 jam sehingga tidak sering mengubah posisi duduknya yang akan
mengurangi nilai etika. Selain fungsi utama, sisa ruang bagian bawah dari alat
bantu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tempat peralatan pesinden seperti buku
cakepan dan alat rias. Alat bantu duduk yang sekarang ada, ternyata belum
mampu mengakomodasi kebutuhan dan keinginan pengguna. Hal tersebut dapat
dilihat dari adanya keluhan pengguna dan GAP yang bernilai negatif. Maka dari
itu diperlukan alat bantu duduk baru agar pesinden merasa nyaman sehingga dapat
mempertahankan posisi duduk simpuh ketika pentas. Selain itu perancangan ini
juga ditujukan untuk menambah nilai fungsi alat bantu duduk sebagai tempat
peralatan pesinden.
Metode yang digunakan untuk merancang alat bantu duduk pesinden
adalah metode Quality Function Deployment (QFD). Dalam metode ini,
perancangan didasarkan pada suara konsumen (voice of customer) yang diperoleh
dari keluhan pengguna. Selain itu juga dilakukan diskusi dengan ahli fisioterapi
untuk mengatasi keluhan pengguna yang berupa kelelahan pada bagian tubuh
yang menjadi tumpuan pada posisi duduk simpuh (pantat, lutut dan punggung
bawah).
Hasil perancangan ulang ini adalah alat bantu duduk pesinden dengan
panjang bantalan duduk 31.64 cm, lebar bantalan duduk 21.83 cm, tinggi alat
bantu duduk 17.18 cm, lebar bantalan lutut 26.64 cm dan panjang bantalan lutut
33 cm. Sedangkan spesifikasinya adalah lapisan dalam bantalan duduk berupa
anyaman ban karet rapat, lapisan tengah bantalan duduk menggunakan busa
dengan tebal 4 cm, lapisan luar bantalan duduk menggunakan lapisan jok kursi
dengan tekstur berpori yang dimaksudkan untuk menambah sirkulasi udara pada
bagian bawah pantat. Bantalan lutut menggunakan busa dengan tebal kurang dari
4 cm dengan sistem engsel untuk mengurangi rasa sakit pada bagian lutut. Badan
kursi terbuat dari kayu dengan sistem laci sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
tempat peralatan. Setelah dilakukan uji coba, dilakukan wawancara dan hasilnya
dapat disimpulkan bahwa produk hasil rancangan lebih baik dibandingkan dengan
produk yang lama. Sedangkan dari pengisian kuesioner tingkat kepuasan
pengguna diperoleh nilai GAP yang semakin menurun (mendekati positif) yang
artinya bahwa kebutuhan dan keinginan pengguna semakin terpenuhi.