Abstrak


Promosi kota solo sebagai kota budaya


Oleh :
Sari Dewi Permonika Suci - D1207552 - Fak. ISIP

Pariwisata telah lama diakui sebagai sektor andalan perolehan devisa non – migas dalam pembangunan nasional. Pariwisata juga telah diakui oleh para pelaku wisata, pemerintah daerah dan masyatakat setempat sebagai dunia bisnis yang menggiurkan, menantang sekaligus beresiko tinggi. Meskipun pariwisata sangat menjanjikan, namun bagi daerah yang baru mulai mengolah potensi wisatanya, pekerjaan ini bukanlah sesuatu yang mudah, seperti membalik telapak tangan. Banyak langkah yang harus di tempuh, mulai dari inventarisasi potensi wisata, pembangunan sarana dan prasarana, pemberdayaan masyarakat sampai kepada sosialisasinya kepada masyarakat luas. Pemasaran sebagai salah satu bentuk dari pembanguan pariwisata kota yang dilakukan oleh pemerintah kota surakarta. Dengan visi pembangunan Kota Solo adalah kota budaya yang berorientasi pada nilai masa lalu. Dan konsep masa lalu ini sebagai konsep yang mengarah pada “budaya”. Konsep ini perlu mendapat perhatian, karena “budaya” tak melulu menyangkut masa lalu, namun yang utama adalah menyangkut “masa depan”. Jika visi ke depan pembangunan Kota Solo adalah masa lalu, yang jadi pekerjaan selanjutnya adalah bagaimana menggabungkan visi “masa depan” budaya dengan kondisi “masa lalu” Solo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana komunikasi pemasaran yang diterapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Surakarta, menggunakan sampel penelitian pada tahun 2009, serta mengetahui faktor – faktor pendukung maupun penghambatnya. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati. Riset kualitatif bersifat subyektif, peneliti harus turun langsung ke lapangan, melakukan wawancara, observasi lapangan, dan mencari sumber data, kemudian melakukan analisis, dan menyusun laporan. Lokasi penelitian di lakukan di kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah, Di kawasan Obyek wisata Keraton Kasunanan Surakarta, Taman Sriwedari, Taman Satwa Taru Jurug, dan melakukan observasi dan wawancara di Hotel Lor In dan Holel Novotel selain itu juga Rumah Makan Adem Ayem Surakarta. Penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling bukan mewakili populasinya, tetapi untuk mewakili informasinya. Yang menjadi sampel penelitian adalah 11 informan terdiri dari 3 orang dari pihak Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata, 2 orang Karyawan Hotel, 1 Orang Karyawan Restoran/Rumah Makan, 3 orang Wisatawan, dan 2 orang Masyarakat. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Subdin Pemasaran Pariwisata dan Penyuluhan telah melakukan tugasnya secara optimal meskipun belum maksimal. Beberapa poin yang menjadi hambatan adalah anggaran dana yang terbatas, kualitas SDM yang kurang profesional karena banyak yang bukan di bidangnya, dan partisipasi masyarakat masih lemah. Penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan Promosi yang dilakukan oleh Sie Promosi Dan Promosi Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota untuk menarik wisatawan terwujud dalam berbagai program antara lain : Pembuatan Pembuatan dan Penyebaran Leaflet, Brosur, Booklet, VCD kalender event, ataupun VCD event/pertunjukan budaya dan kesenian kota Surakarta, Pembuatan dan pemasangan media informasi pariwisata dan kebudayaan, Karnaval / Pawai, Pameran, Promosi kesenian ke luar daerah, Travel Dialog / bisnis meeting, Road Show, Kerjasama dengan media massa, dan Kerjasama dengan masyarakat sekitar. Dalam pelaksanaannya terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukungnya antara lain : Keanekaragaman Budaya, Terjalinnya Kerjasama Yang Baik, Adanya Dukungan Dari Pemerintah Daerah Kota Surakarta, Tersedianya Fasilitas Dan Insfrastruktur, dan Lokasi Surakarta Yang Strategis. Sedangkan faktor penghambatnya adalah Citra Budaya Kota Surakarta Yang Mulai Memudar, Transportasi Udara Yang Masih Minim, Dana Yang Sangat Terbatas, Sarana Prasarana Untuk Melakukan Promosi Masih Terbatas, Kesadaran Wisata Masih Kurang, dan Kualitas Sumber Daya Manusia Masih Kurang.