Abstrak


Konflik Batin Nathan Algren (Analisis Semiotik Tentang Konflik Batin Pada Tokoh Nathan Algren Dalam Film “The Last Samurai”)


Oleh :
Widhi Aryo Nugroho - D0203139 - Fak. ISIP

Film “The Last Samurai” produksi Warner Bros (2003) yang disutradarai oleh Edward Zwick adalah salah satu film yang sarat dengan makna nilai-nilai kehormatan dan pergolakan hati nurani seorang manusia dengan segala sifat-sifat alaminya. Berlatarbelakang di Kepulauan Jepang pada masa berakhirnya Pemerintahan Tokugawa yang feodal, film ini mengambil sudut pandang dari seorang prajurit Amerika yang sinis dan pantang menyerah bernama Nathan Algren. Pada awalnya Algren merupakan bagian dari paket pelatihan prajurit Kekaisaran Jepang yang dikirim oleh Pemerintah Amerika. Film ini dengan menarik menampilkan konflik batin yang dialami oleh tokoh utamanya, karena dia merasa semua tindakannya selama ini hanya didasarkan pada naluri keserakahan atasannya. Yaitu, sekadar memperoleh bayaran melimpah demi menumpas kaum samurai yang menjadi simbol karakter dan kebudayaan Bangsa Jepang. Dia ingin berbalik membantu perjuangan kaum samurai dan melawan prajurit Kekaisaran beserta persenjataannya yang didatangkan dari Amerika, negerinya sendiri. Namun apabila dia menuruti kata hatinya tersebut, maka sudah pasti dia akan dianggap desersi dan dicap sebagai pengkhianat oleh negaranya. Meskipun pada akhirnya dia tetap mengambil keputusan berdasar kata hatinya, memerangi prajurit Kekaisaran dengan resiko kehilangan nyawanya. Untuk menganalisis pesan ‘konflik batin’ dalam film tersebut, analisa semiotik adalah metode yang akan digunakan. Semiotik itu sendiri mempelajari tentang tanda, simbol atau lambang dan makna yang ada dalam suatu teks (teks yang dimaksud disini adalah teks dalam arti luas). Studi semiotik digunakan untuk menganalisis adegan-adegan yang menampilkan ‘konflik batin Nathan Algren’ melalui tiga unit analisis penelitian yaitu, konflik antara komitmen profesional dan hati nurani, konflik antara rasa bersalah dan kehormatan, dan konflik antara keinginan dan tindakan. Adegan-adegan yang menampilkan tanda-tanda yang mewakili tiga unit analisis di atas akan diteliti dan dianalisa untuk dicari maknanya, baik denotasi, konotasi maupun analisis mitosnya untuk kemudian ditarik kesimpulan penelitian. Salah satu kesimpulannya adalah bahwa budaya, nilai-nilai kepercayaan yang dianut beserta kondisi lingkungan dan masyarakat tempat individu berinteraksi akan sangat berpengaruh pada pemikiran, sikap dan tindakan yang akan dibuat. Dan jika kepentingan serta situasi bertentangan dengan hati nurani maka konflik moral yang terjadi dapat menghadirkan keraguan dan kebimbangan. Namun keputusan akhir yang diambil ditentukan oleh individu yang bersangkutan.