Abstrak


Kebermaknaan Hidup Narapidana yang Mendapat Vonis Hukuman Seumur Hidup di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun


Oleh :
Dyanita Ainun Fatwa - G0105021 - Fak. Kedokteran

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kebermaknaan hidup narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun. Kebermaknaan hidup adalah sesuatu yang bersifat unik, spesifik, berarti (baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain), serta membanggakan, yang terdapat dalam diri seseorang sebagai hasil dari penghayatannya yang mendalam terhadap berbagai pengalaman (baik atau buruk) yang pernah dialaminya sepanjang hidup. Ditengarai narapidana merupakan komunitas yang rentan terhadap kondisi ketidakbermaknaan. Penderitaan selama hidup dalam lembaga pemasyarakatan memunculkan berbagai reaksi dari narapidana itu sendiri. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan rancangan studi kasus yang diharapkan mampu menggali data dari subjek secara lebih mendalam dan mengembangkan pemahaman mengenai gambaran kebermaknaan hidup narapidana yang mendapat vonis hukuman seumur hidup. Subjek penelitian ini adalah narapidana yang mendapatkan vonis seumur hidup penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun. Subjek penelitian berjumlah 2 orang dengan kriteria yaitu penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun, dijatuhi vonis seumur hidup dan minimal telah lima tahun menjalani masa pidana. Metode penelitian yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara mendalam (in depth interview), observasi, dan data dokumen. Riwayat hidup digunakan sebagai dasar untuk mengetahui latar belakang subjek. Wawancara dilakukan berdasarkan panduan wawancara yang dibuat oleh peneliti dan berpatokan dari landasan teori. Observasi dilakukan pada saat wawancara berlangsung. Data dokumen digunakan untuk melengkapi data yang telah didapatkan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa subjek pertama sedang berjuang mengupayakan kebebasannya keluar dari lembaga pemasyarakatan untuk bertahan menghadapi stres karena usahanya belum terwujud dengan mengontrol diri membentuk image building seperti berperilaku sesuai ketentuan, ramah, senyum meski hal tersebut tidak sesuai dengan keinginannya. Subjek kedua menghadapi permasalahan hidup dengan tetap bisa menikmati kesenangan, memenuhi need untuk pleasure principle, semua aktivitas yang bisa menyenangkan dirinya akan dilakukan sembari menunggu hasil usaha yang dilakukan ibunya karena menurut subjek hidup untuk menikmati kesenangan tanpa harus bersusah payah