Abstrak
Perlawanan Kaum Perempuan Terhadap Patriarki dalam Film Analisis Wacana Perlawanan Kaum Perempuan terhadap Patriarki dalam Film “Perempuan Berkalung Sorban”
Oleh :
Anita Kusnul Khotimah - D0205003 - Fak. ISIP
Dalam kehidupan di masyarakat sering terjadi bentuk pembatasan terhadap hak-hak perempuan dikarenakan pengutamaan kepentingan laki-laki. Dimana laki-laki mendominasi atas perempuan dalam keluarga berlanjut kedalam semua lingkungan masyarakat lainnya. Gejala sosial dalam masyarakat seperti inilah yang ditangkap oleh media sebagai wacana yang dirasa perlu disosialisasikan. Seiring dengan pergerakan perempuan yang mendengungkan semangat kesetaraan gender, film merupakan salah satu media yang dapat membantu. Film sebagai agen perubahan sosial, setidaknya membantu semangat kesetaraan gender sehingga perempuan dapat menentukan dan mengapresiasikan keinginan dalam hidupnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah film “Perempuan Berkalung Sorban” menyajikan wacana perempuan melawan patriarki. Menguraikan dan mengetahui wacana perlawanan perempuan terhadap patriarki yang berdasarkan tiga konsep dasar feminisme, yaitu feminisme liberal, feminisme radikal, dan feminisme sosialis (marxis) dalam film “Perempuan Berkalung Sorban”.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan analisis wacana, dengan teknik pengumpulan data melalui pemilihan beberapa scene pada film “Perempuan Berkalung Sorban” yang secara dominan menampilkan perempuan dalam melawan patriarki. Serta mengambil dari berbagai tulisan artikel, buku-buku, internet dan lain sebagainya. Setelah itu dianalisis dengan menggunakan analisis wacana Van Dijk dengan memperhatikan aspek sinematografinya (audio dan visual), diklasifikasikan dengan tema tertentu untuk menentukan struktur makro dan struktur mikro dalam film tersebut.
Secara keseluruhan perlawanan terhadap patriarki dalam film “Perempuan Berkalung Sorban” terdiri dari tiga konsep dasar feminisme. Pertama, feminisme liberal, dalam feminisme liberal perempuan berjuang melawan patriarki untuk mendapatkan persamaan hak, yaitu hak memperoleh pendidikan dan juga hak dalam politik. Serta berjuang untuk mendapatkan kebebasan, yaitu kebebasan berpendapat dan kebebasan untuk beraktivitas di luar rumah. Kedua feminisme radikal, dalam feminisme radikal perempuan melawan patriarki untuk melawan penguasaan terhadap tubuhnya. Menolak segala sesuatu yang tidak perempuan inginkan pada tubuhnya sampai ke jalur hukum yang berakibat perceraian. Ketiga feminisme sosialis (marxis), perlawanan terhadap struktur domestik perempuan, yaitu supaya perempuan tidak harus bekerja di rumah dan supaya perempuan tidak dibebani peran ganda.