Abstrak
Peran Koperasi Perempuan Mandiri Dalam Rangka Pemberdayaan Perempuan Untuk Memenuhi Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan di Kecamatan Kerjo Kabupaten Karanganyar
Oleh :
Tri Ratnawati - D3206011 - Fak. ISIP
Penelitian ini didasarkan pada sensitivitas penulis terhadap persoalan-persoalan perempuan khususnya di bidang kesehatan. Oleh karena itu, penulis mengambil Koperasi Perempuan Mandiri sebagai obyek penelitian untuk meneliti bagaimana Koperasi Perempuan Mandiri yang merupakan wadah gerakan perempuan berperan dalam mengeliminasi persoalan-persoalan perempuan tersebut dan strategi yang digunakan untuk memberdayakan perempuan untuk memenuhi hak kesehatan reproduksi perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan strategi pemberdayaan perempuan serta hambatan-hambatan yang dialami oleh Koperasi Perempuan Mandiri dalam upaya memenuhi hak kesehatan reproduksi perempuan di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus mengenai peran Koperasi Perempuan dalam upaya pemenuhan hak kesehatan reproduksi perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap 13 informan, yaitu 5 pengurus Koperasi Perempuan Mandiri, 1 aparat desa, 1 ahli medis, 4 anggota Koperasi Perempuan Mandiri, 2 keluarga anggota KPM, observasi secara langsung, Focused Group Discussion (FGD) di 17 kelompok perempuan, serta dokumentasi.
Analisa data menggunakan model analisis interaktif, validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukan bahwa Koperasi Perempuan Mandiri melakukan empat peran yaitu; media peningkatan kapasitas anggota dan kader KPM, media peningkatan kesehatan reproduksi perempuan, media penguatan perempuan secara ekonomi, media perjuangan perempuan mewujudkan hak kesehatan reproduksi perempuan melalui perencanaan setiap tahun sesuai dengan visi dan misi yang telah disepakati.
Dalam melaksanakan program bukan tidak ada hambatan. Adapun hambatan yang dihadapi oleh Koperasi Perempuan Mandiri adalah pengalaman buruk masyarakat terhadap program Takesra (Tabungan Kesejahteraan Rakyat) dari pemerintah yang tidak bisa berjalan dengan baik. Terkait dengan peningkatan kesehatan reproduksi, masih ada beberapa anggota yang yang tidak mau mengikuti IVA Test dan papsmear dengan berbagai alasan. Adanya pembatasan waktu bagi perempuan sehingga perempuan lebih memilih di rumah dan mengerjakan pekerjaan domestik daripada berorganisasi (berkelompok), Terkait dengan proses penyadaran hak perempuan, ada tokoh masyarakat dan aparat desa yang apatis sehingga tidak menanggapi secara serius terhadap kegiatan pemberdayaan perempuan, ada larangan dari suami untuk bergabung ke Koperasi Perempuan Mandiri, ada waktu/bulan tertentu di mana masyarakat menggunakan bulan baik tersebut untuk mengadakan hajatan, dicurigai terlibat dalam salah satu partai tertentu.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan sosiologi, yakni pendekatan dari Peter L Berger dan pendekatan dari Max Weber. Sedangkan untuk pendekatan dari Max Weber menggunakan teori yang terdapat dalam paradigma definisi sosial yaitu teori aksi. Hasil penelitian ini secara teoritis mendukung kedua pendekatan tersebut. Pendekatan yang menekankan pada tindakan yang diambil oleh Koperasi Perempuan Mandiri dalam mengupayakan pemenuhan hak kesehatan reproduksi perempuan di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar.
Koperasi Perempuan Mandiri merupakan gerakan sosial sebagai alat untuk mengeliminasi persoalan-persoalan perempuan dengan memberikan pernyadaran-penyadaran akan hak perempuan, khususnya hak kesehatan reproduksi perempuan melalui pertemuan kelompok. Hal ini dilakukan untuk membongkar kesadaran semu masyarakat yang telah terinternalisasi begitu lama oleh budaya patriarki, kebijakan pemerintah maupun struktur yang ada di dalam masyarakat.
Kesimpulan penelitian ini bahwa peran Koperasi Perempuan Mandiri di Kecamatan Kerjo, Kabupaten Karanganyar adalah sebagai gerakan perempuan yang mewujudkan hak asasi perempuan. Hal itu direalisasikan dalam berbagai macam kegiatan tahunan. Walaupun kegiatan tersebut telah terlaksana dengan baik, namun perlu ada evaluasi agar kegiatan yang dilakukan tidak hanya berjalan dengan lancar tetapi juga tepat sasaran.