Abstrak


Analisis Wacana Lisan pada Interaksi Belajar Mengajar di Kelas 5 SDIT Nur Hidayah Surakarta


Oleh :
Sugeng Lestari - K1202530 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan struktur percakapan pada interaksi belajar mengajar guru siswa di kelas 5 SDIT Nur Hidayah Surakarta, (2) mendeskripsikan fungsi bahasa ujaran dalam percakapan pada interaksi belajar mengajar guru siswa di kelas 5 SDIT Nur Hidayah Surakarta, (3) mendeskripsikan fungsi penggunaan partikel dalam percakapan pada interaksi belajar mengajar guru siswa di kelas 5 SDIT Nur Hidayah Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah ujaran antara guru dan siswa pada interaksi belajar mengajar di dalam kelas. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) teknik observasi, (2) teknik rekam, (3) teknik simak catat, dan (4) teknik analisis dokumen. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Interaksi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 5 SDIT Nur Hidayah Surakarta dikaji berdasarkan struktur wacana. Struktur wacana yang ada meliputi pelajaran, transaksi, pertukaran, gerak, dan tindak. Pelajaran merupakan satuan tertinggi dalam analisis wacana. Transaksi digunakan untuk menandai peralihan beberapa topik dalam pembelajaran yang terdiri dari satu atau beberapa pertukaran. Pertukaran digunakan untuk menandai sub-sub topik dalam pembelajaran. Gerak digunakan untuk mengklasifikasikan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Tindak digunakan untuk menganalisis hal-hal yang dilakukan oleh guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran yang terjadi antara guru dan siswa di kelas 5 SDIT Nur Hidayah Surakarta dapat dikatakan berhasil karena siswa dapat menjawab sebagian besar pertanyaan yang diberikan oleh guru. 2) Fungsi bahasa meliputi tiga hal, yaitu menyatakan sesuatu atau memberikan informasi yang direalisasikan dengan kalimat deklaratif, meminta informasi atau menanyakan sesuatu yang direalisasikan dengan kalimat interogatif, dan memberikan perintah atau melakukan sesuatu yang direalisasikan dengan kalimat imperatif. Walaupun fungsi bahasa telah memiliki bentuk sendiri-sendiri, namun dalam aplikasinya antara bentuk dan fungsi bahasa tersebut tidak selalu sama. Dengan kata lain bahwa antara bentuk dan fungsi bahasa bersifat fleksibel. 3) Partikel merupakan bentuk bahasa yang tidak dapat dimaknai secara semantik maupun sintaksis. Penggunaan partikel dalam interaksi belajar mengajar berfungsi sebagai respon atau tindak lanjut guru atas tindakan yang dilakukan siswa dan penanda batas dalam wacana.