Abstrak


Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan


Oleh :
Yuliana - S8510080 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengetahui manakah diantara model pembelajaran, penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional yang dapat memberikan prestasi belajar siswa paling baik, (2) untuk mengetahui manakah diantara kategori aktivitas siswa tinggi, sedang, dan rendah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika paling baik, (3) untuk mengetahui pada masing-masing tingkat aktivitas belajar, manakah diantara model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional yang dapat memberikan prestasi belajar siswa lebih baik, serta untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran, manakah diantara tingkat aktivitas tinggi, sedang, dan rendah yang dapat memberikan prestasi belajar siswa lebih baik. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan desain penelitian 3× 3. Populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Klaten semester I tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified cluster random sampling. Kemudian, sampelnya dibagi dalam 3 kelompok, yaitu 2 kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) model pembelajaran penemuan terbimbing menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan STAD, dan keduanya masing-masing lebih baik daripada konvensional, (2) diantara ketiga aktivitas, siswa dengan aktivitas tinggi mempunyai prestasi belajar paling baik, sedangkan siswa yang mempunyai aktivitas sedang lebih baik prestasinya daripada aktivitas rendah, (3) efektivitas model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, dan konvensional tergantung pada aktivitas belajar siswa. Pada kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran penemuan terbimbing maupun STAD, siswa dengan aktivitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa aktivitas tinggi, sedangkan kedua aktivitas masing-masing lebih baik daripada siswa dengan aktivitas rendah. Sementara itu, pada siswa yang dengan aktivitas rendah, model pembelajaran penemuan terbimbing, STAD, maupun konvensional sama baiknya. Pada siswa dengan aktivitas sedang maupun siswa dengan aktivitas tinggi, model pembelajaran penemuan terbimbing dan STAD sama baiknya, dan kedua model masing-masing lebih baik daripada konvensional.