Abstrak
Analisis Efisiensi Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) Kota Pekalongan pada Tahun 2011 dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
Oleh :
Slamet Adi Wirnoto - K7407137 - Fak. KIP
Slamet Adi Wirnoto. K7407137. Analisis Efisiensi Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) Kota Pekalongan pada Tahun 2011 Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2011.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui apakah KPRI di kota Pekalongan sudah efisien dalam menjalankan usahanya. 2) Mengetahui apa saja yang menjadi sumber penyebab ketidakefisienan pada KPRI dan cara mengatasinya.
Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (KPRI) di Kota Pekalongan pada tahun 2011 yang berjumlah 34 KPRI. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 21 KPRI. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Data yang digunakan adalah data input dan output. Data input yang digunakan terdiri dari modal, biaya operasional dan jumlah pengelola. Data output yang digunakan terdiri dari volume usaha dan sisa hasil usaha.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Dari hasil perhitungan dengan menggunakan DEA, terdapat 17 KPRI masih mengalami inefisiensi dari 21 KPRI yang diteliti. Adapun KPRI-KPRI yang mengalami inefisiensi adalah KPRI Adhyaksa dengan nilai efisiensi 66,04%, KPRI Akkur dengan nilai efisiensi 50,72%, KPRI Bumi Bhakti Adiguna dengan nilai efisiensi 35,92%, KPRI Cendana dengan nilai efisiensi 81,95%, KPRI Dwi Karya dengan nilai efisiensi 73,64%, KPRI Kakap Merah dengan nilai efisiensi 42,83%, KPRI Karya Jaya Mandiri dengan nilai efisiensi 20,77%, KPRI KPPDK Balai Bispa dengan nilai efisiensi 63,09%, KPRI KPPDK Pengadilan Negeri dengan nilai efisiensi 72,34%, KPRI Rutan Klas II A dengan nilai efisiensi 38,64%, KPRI Sejahtera dengan nilai efisiensi 87,69%, KPRI Perintis Manunggal dengan nilai efisiensi 66,36%, KPRI
vi
Saiki dengan nilai efisiensi 27,70%, KPRI Kopsman dengan nilai efisiensi 28,51%, KPRI Perintis (SMK 2) dengan nilai efisiensi 63,51%, KPRI SMP 1 dengan nilai efisiensi 40,02%, dan KPRI Werdi Niaga dengan nilai efisiensi 21,06%. Sedangkan KPRI yang mecapai tingkat efisiensi 100% berjumlah empat unit, yaitu KPRI Daspin, KPRI Karya Winasis, KPRI KPPDK Lapas Kelas II A dan KPRI Mekar. (2) Rata-rata efisiensi KPRI terbesar terletak pada variabel output, yaitu volume usaha sebesar 95,77% dan SHU sebesar 90,88%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat efisiensi belum mencapai 100% sehingga masih bisa ditingkatkan lagi. (3) Rata-rata penyebab inefisiensi pada KPRI berasal dari variabel input yaitu modal sebesar 52,01%, biaya operasional sebesar 46,63% dan jumlah pengelola sebesar 45,17%. (4) Berdasarkan nilai efisiensi dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) menghasilkan referensi KPRI yang efisien untuk dijadikan acuan bagi KPRI yang mengalami inefisiensi. KPRI yang dapat dijadikan referensi adalah KPRI Daspin, KPRI Karya Winasis, KPRI KPPDK Lapas Klas II A dan KPRI Mekar. (5) Bagi KPRI yang belum mencapai tingkat efisiensi 100% agar mencapai tingkat efisiensi 100% terdapat solusi yang dapat ditempuh, yaitu dengan menyesuaikan input dan output KPRI sesuai dengan yang direkomendasikan oleh DEA.