Abstrak


Persandian Dalam Bahasa Pedalangan Gaya Surakarta (Kajian Bentuk, Fungsi, Dan Makna)


Oleh :
Herwening Roro Kusumaningsih - C0107007 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Herwening Roro Kusumaningsih. C0107007. 2011. Persandian dalam Bahasa Pedalangan Gaya Surakarta (Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna). Skripsi: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah bentuk persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta? (2) Bagaimanakah fungsi persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta? (3) Bagaimanakah makna persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta. (2) Menjelaskan fungsi persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta. (3) Menjelaskan makna persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data berupa satuan lingual (kata) yang mengandung persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta. Sumber data berasal dari naskah lakon wayang, buku kumpulan janturan, dan buku kumpulan sulukan bergaya Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah wacana tulis pakeliran gaya Surakarta berupa naskah lakon wayang dan buku-buku pewayangan gaya Surakarta. Sampel yang digunakan yaitu: (1) Janturan Wayang – Purwa, (2) Diktat Sulukan Ringgit Purwa Cengkok Mangkunegaran, (3) Pakeliran Padat Lakon “Ciptaning” Naskah Susunan Bambang Suwarno, (4) Naskah Pakeliran Ringkas “Adon-Adon Rajamala”, dan (5) Naskah Pakeliran Ringkas “Sinta Prasetya”. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dan metode cakap. Metode simak dengan teknik dasar pustaka dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Matode cakap dengan teknik dasar pancing dan teknik lanjutan berupa teknik CS, teknik rekam, dan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode distribusional (agih) dengan teknik dasar bagi unsur langsung (BUL) yaitu untuk menganalisis bentuk persandian, dan metode padan referensial dengan teknik dasar pilah unsur penentu (PUP) dengan daya pilah referensial untuk menganalisis fungsi persandian. Teknik lanjutan berupa teknik HBSP untuk analisis makna persandian. Penyajian hasil analisis menggunakan metode informal dan formal. Simpulan dalam penelitian ini: (1) ada 10 macam bentuk persandian yang ditemukan dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta: (a) [ ] + [ ] = [ ], (b) [ ] + [ ] = [ ], (c) [ ] + [ ] = [ ], (d) [ ] + [ ] = [ ], (e) [ ] + [ ] = [ ], (f) [ ] + [ ] = [e], (g) [ ] + [ ] = [ ], (h) [ ] + [ ] = [ ], (i) [ ] + [ ] = [ ], dan (j) [ ] + [ ] = [ ]. Bentuk yang paling banyak digunakan adalah bentuk [ ] + [ ] = [ ]. (2) Fungsi persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta adalah untuk: (a) memunculkan kesan estetis, (b) mengungkapkan ekspresi, (c) menyingkat bunyi, (d) variasi bentuk, dan (e) memperhalus bentukan kata. (3) Persandian dalam bahasa pedalangan gaya Surakarta dapat menyebabkan makna komponen-xviii komponennya lebur atau tetap. Dalam penelitian ini lebih banyak ditemukan persandian dengan kedudukan “makna komponen tetap”.