Abstrak


Kesetaraan Gender Dalam Pembagian Kerja Pegawai Di Taman Kanak-Kanak


Oleh :
Eny Putriyani - D0307007 - Fak. ISIP

Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah perempuan yang bekerja di sektor publik semakin meningkat. Hal yang sama terjadi pada salah satu jenjang pra pendidikan dasar yaitu di taman kanak-kanak. Peminat pekerjaan pada jenjang pendidikan yang sangat terkait dengan dunia anak-anak ini mayoritas diminati perempuan, namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi para laki-laki. Tentunya diperlukan adanya pembagian kerja bagi taman kanak-kanak yang memiliki pegawai laki-laki dan perempuan. Hal inilah yang menjadi latar belakang dari penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesetaraan gender dalam pembagian kerja antara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan di TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga, mengetahui diskriminasi dalam sistem pembagian kerja antara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan di TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga, dan mengetahui bias gender yang terjadi pada pegawai laki-laki dan pegawai perempuan di TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Untuk teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yaitu pegawai laki-laki dan pegawai perempuan di TK Islam Teladan Tarbiyatul Banin II Salatiga. Sampel yang digunakan berjumlah 6 orang responden dan 1 orang informan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis interaksi dan teknik analisis gender yaitu teknik analisis Harvard. Sedangkan teori yang digunakan adalah Teori Struktural Fungsional dari Talcott Parsons dan Robert K Merton. Secara ringkas dari hasil penelitian ini dapat disampaikan bahwa pada aktivitas produksi, reproduksi, maupun sosial kemasyarakatan terdapat partisipasi dari pegawai laki-laki maupun pegawai perempuan. Namun, pada aktivitas produksi sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh pegawai perempuan. Sedangkan untuk aktivitas reproduksi dan aktivitas sosial kemasyarakatan terdapat porsi yang sama antara pegawai laki-laki dan pegawai perempuan. Sedangkan pada profil akses dan kontrol menunjukkan bahwa pegawai laki-laki dan pegawai perempuan memiliki porsi yang sama dalam mengakses dan mengontrol sumber daya yang dimiliki. Meskipun perempuan lebih memegang peranan dalam aktivitas produksi, hal ini tidak menjadikan perempuan sepenuhnya menguasai sumber daya yang dimiliki