Abstrak
Gerakan Ahmadiyah Dan Kebangkitan Islam Di India (1889-1947)
Oleh :
Arfan Bayu Prakoso - K4404016 - Fak. KIP
Tujuan Penelitian ini untuk mendiskripsikan: (1) Latar belakang kebangkitan Islam di India, (2) Proses berdiri dan perkembangan Ahmadiyah, (3) Peran Gerakan Ahmadiyah dalam kebangkitan Islam di India. (4). Sikap Muslim terhadap Gerakan Ahmadiyah Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber buku literatur, dan surat kabar. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis historis, yaitu analisa yang mengutamakan ketajaman dalam mengolah suatu data sejarah. Prosedur penelitian dilakukan melalui empat tahap kegiatan yaitu: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Kebangkitan Islam di India dilatar belakangi oleh, masuknya kolonialis Inggris di India yang mendesak keberadaan kaum muslim sekaligus menumbangkan kerajaan Muslim Moghul yang menjadi pelindung umat Islam. Mundurnya kehidupan keagamaan kaum muslim yang mengakibatkan kaum muslim terpecah belah satu sama lain. Munculnya gerakan Kristen dan bangkitnya gerakan keagamaan Hindu di India yang memusuhi kaum Muslim. (2). Gerakan Ahmadiyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad tahun 1889 di Qadian Punjab India. Tahun 1891 Mirza Ghulam Ahmad mulai mendakwahkan diri sebagai al Masih dan al Mahdi. Dakwah Ahmadiyah semakin berkembang dibawah pimpinan Maulana Hakim Nurudin. Maulana Nurudin mendirikan berbagai lembaga, termasuk sekolah dan publikasi, dan mengirimkan mubaligh ke luar negeri. Tahun 1914 Ahmadiyah terpecah menjadi dua golongan,yaitu Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadian. Ahmadiyah Lahore pimpinan Maulana Muhammad Ali menganggap Mirza Ghulam Ahmad hanya seorang Mujaddid dan bukan nabi, sedangkan Ahmadiyah Qadian yang dipimpin Mirza Basyirudin Mahmud Ahmad menganggap Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan orang yang tidak mengimaninya sebagai bukan Islam (3). Peran Ahmadiyah dalam kebangkitan Islam adalah dalam bidang pemikiran Ahmadiyah mempunyai penafsiran yang berbeda dengan umat Islam, terutama dalam masalah al Mahdi dan al Masih, jihad, wahyu, dan kenabian. Dalam bidang dakwah Ahmadiyah berperan dalam menerjemahkan dan menerbitkan buku-buku Islam ke dalam bahasa Inggris. Ahmadiyah juga aktif mengirimkan mubaligh ke negeri-negeri yang belum mengenal Islam. (4). Sikap umat Islam terhadap aliran Ahmadiyah adalah penolakan dari berbagai kalangan Muslim terutama oleh kelompok ahlu sunah wal jamaah yang menganggap kelompok Ahmadiyah telah kafir karena mempercayai adanya nabi setelah nabi Muhammad. Penolakan dari kaum muslim mulai dari debat, unjuk rasa, pelarangan dari pemerintah, hingga kekerasan