Abstrak
Pengukuran Dan Analisis Fleksibilitas Manufaktur Dengan Pendekatan Fuzzy Logic
Oleh :
Slamet Irwanto - I1307052 - Fak. Teknik
Globalisasi telah membawa pengaruh besar dalam segala bidang termasuk
bidang industri. Globalisasi menyebabkan persaingan yang ketat antara
perusahaan-perusahan. Berbagai cara dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
untuk dapat memenangkan persaingan. Kalangan akademisi dan praktisi sepakat
bahwa tekanan kompetisi global akan semakin berkembang di abad 21 ini.
Terdapat kesepakatan bersama bahwa persaingan utama akan terjadi pada aspek
biaya (cost), kualitas (quality), dan responsif (responsiveness). Maka dari itu suatu
perusahaan dituntut untuk mempunyai kemampuan merespon berbagai perubahan
yang terjadi secara efisien yakni memperbaiki kinerja sistem manufaktur dengan
mementingkan responsiveness yang mengacu pada fleksibilitas. Oleh karena itu,
pada penelitian ini dilakukan pengukuran dan analisis fleksibilitas manufaktur
pada UD. XYZ.
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi faktor yang menjadi sumber
kebutuhan akan fleksibilitas pada perusahaan yang nantinya dijadikan sebagai
variabel penelitian untuk mengukur fleksibilitas manufaktur di UD. XYZ.
Langkah selanjutnya dilakukan pengukuran fleksibilitas manufaktur pada level
kebutuhan dan level kemampuan perusahaan saat ini dengan menggunakan
pendekatan fuzzy logic.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa indikator sumber-sumber kebutuhan
akan fleksibilitas pada perusahaan sebanyak 10 tipe fleksibilitas yang terdiri dari
25 variabel fleksibilitas. Untuk hasil pengukuran fleksibilitas manufaktur di
perusahaan diketahui bahwa secara keseluruhan kinerja fleksibilitas perusahaan
saat ini masih kurang baik, hal itu terlihat dari gap sebesar 19,6% yang dihasilkan
antara nilai rata-rata level tingkat kebutuhan (requirement) yang sebesar 73,3%
dengan level tingkat kemampuan (capability) yang sebesar 53,8%. Indikator
fleksibilitas saat ini yang masih relatif jelek dan menjadi prioritas perbaikan pada
perusahaan dengan melihat gap (selisih) antara tingkat requirement dan tingkat
capability dari yang tertinggi yakni tipe fleksibilitas operasi dengan gap sebesar
61,1%, tipe fleksibilitas mesin dan tenaga kerja dengan gap sebesar 37,5%, tipe
fleksibilitas routing dan proses dengan gap sebesar 23,6%, dan yang terakhir tipe
fleksibilitas volume dengan gap sebesar 12,5%. Sedangkan untuk prioritas
perbaikan dari gap yang tertinggi pada setiap variabel fleksibilitas yakni versality,
adjustability, production sequence, training level, backup supplier dan
subcontractor.