Abstrak


Persepsi Petani Terhadap Peran Penyuluh Pertanian Lapang Dalam Pengembangan Agribisnis Kakao (Theobroma Cacao) Di Desa Bero Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri


Oleh :
Saptina Oktasari - H0407066 - Fak. Pertanian

Salah satu sumber daya yang berpeluang besar untuk dikembangkan secara agribisnis di Indonesia adalah kakao. Saat ini kakao mempunyai potensi pengembangan yang baik, karena hasil pengolahan dari buah kakao banyak diminati semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Sumbangan nyata biji kakao terhadap perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri kakao. Sesuai dengan strategi pengembangan agribisnis, para petani harus dapat meningkatkan kemampuannya menjalankan fungsi sebagai pelaku agribisnis. Melihat kenyataan bahwa sebagian kaum tani adalah masyarakat berpendidikan rendah maka pengetahuan yang dimiliki untuk melaksanakan agribisnis kakao masih terbatas. Salah satu tugas seorang penyuluh pertanian adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani. Meskipun penyuluh bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan agribisnis, tetapi materi-materi penyuluhan yang didasarkan kebutuhan petani mempunyai hubungan yang erat terhadap keberhasilan agribisnis. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian lapang dalam upaya mengembangkan agribisnis kakao, (2) Mengetahui pengembangan agribisnis kakao, (3) Menganalisis hubungan antara persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian lapang dengan pengembangan agribisnis kakao. Metode dasar penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan teknik survei. Penelitian berlokasi di Desa Bero Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri dengan responden sebanyak 60 orang yang diambil menggunakan metode proportional random sampling. Untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian digunakan analisis korelasi Rank Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian lapang sebagai motivator dalam kategori rendah, sebagai komunikator, fasilitator dan konsultan dalam kategori sedang. Pengembangan agribisnis pada tahap budidaya tanaman dalam kategori tinggi, tahap pemilihan sarana produksi, tahap panen dan pasca panen, tahap pemasaran hasil dan tahap kelembagaan penunjang dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa peran penyuluh pertanian lapang dalam kategori sedang. Sedangkan pengembangan agribisnis dalam kategori sedang. Dari hasil analisis Rank Spearman dengan uji signifikansi pada tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian lapang sebagai motivator, fasilitator dan konsultan tidak signifikan, dan peran penyuluh pertanian lapang sebagai komunikator mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengembangan agribisnis kakao.