Abstrak


Strategi komunikasi percik dalam sosialisasi dan kampanye Polmas di Salatiga (Studi Deskripsi Kualitatif Mengenai Strategi Komunikasi LSM Percik dalam Sosialisasi dan Kampanye Program Perpolisian Masyarakat di Salatiga)


Oleh :
Mayang Tistia - D0207071 - Fak. ISIP

Perpolisian masyarakat (Polmas) adalah paradigma baru di lingkungan organisasi Polri. Perumusan model Polmas diadopsi dari keberhasilan konsep Community Policing (COP) yang diterapkan di berbagai Departemen Kepolisian Negara Bagian Amerika Serikat dan Kepolisian Nasional Jepang. Sebelum model Polmas diterapkan, Polri menganut model perpolisian tradisional dan militeristik. Konsep ini memunculkan citra bahwa polisi belum melihat masyarakat sebagai mitra sehingga menimbulkan jarak antara polisi dengan masyarakat. Polmas diidealkan dapat meraih kepercayaan publik pada Polri, namun implementasinya masih diwarnai berbagai masalah. Oleh karena itu terlibatnya lembaga diluar kepolisian sangat diperlukan. Salah satu lembaga di luar kepolisian yang dapat berperan dalam proses tersebut adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Percik adalah salah satu LSM yang ada di Kota Salatiga. Percik ingin ikut serta untuk merealisasikan nilai-nilai Polmas yang bermuara pada keamanan dan ketertiban di tingkat lokal. Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengetahui bagaimanakah strategi komunikasi Percik dalam sosialisasi dan kampanye Polmas di Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi kualitatif, pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi non partisipan, wawancara mendalam, dan studipustaka. Informan dipilih berdasarkan purposive sampling dengan sedikit bubuhan Snowball Sampling. Analisis data menggunakan model interaksi Miles dan Huberman, dan keabsahan data itu sendiri diuji menggunakan triangulasi sumber. Hasil yang diperoleh dari strategi komunikasi ini adalah (1) Polmas di Salatiga dibagi atas dua model, yaitu kawasan dan wilayah, (2) Strategi komunikasi yang dilakukan telah melewati beberapa tahap seperti proses analisis khalayak melalui need assessment, menyusun pesan, menetapkan metode serta menyeleksi penggunaan media (3) Strategi Komunikasi telah membawa pengaruh pada pencairan hubungan antara polisi dan masyakarat, peningkatan kapasitas polisi dan FKPM, turunnya dana keamanan dari Pemerintah Daerah ke wilayah dan terlibatnya mahasiswa dalam proses reformasi kepolisian. (4) Dalam sosialisasi dan kampanye ini ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong yaitu kekuatan komunikator dan kekuatan opinion leader. (5) Adapun kendalanya adalah masalah kultur dan birokrasi, keterbatasan biaya dan SDM dan tidak adanya support dari lembaga lain. Polmas is a new paradigm within the Indonesian Police Department. The formulation of Polmas is adopted from the success of the Community Policing (COP) concept which is applied in various Department of States Police in United States and the Japanese National Police Department. Before Polmas is applied, Indonesian Police Department adopts traditional and militaristic model of policing. This concept leads to an image that the police has not seen the Indonesian society as a partner, so that it creates a gap between the police and the society. Polmas program, which aims to achieve public reliance toward Indonesian police, is still be marred by various problems. Therefore, the involvement of agencies beyond the police are needed. One of institutions outside the police that play a role in that process is non-governmental organizations (NGOs). Percik is one of the NGOs in Salatiga. Percik purposes to participate for the realization of the values of Polmas which brings to security and order at the local level. In this study, the author tries to find out the strategy and campaign used in the socialization of Polmas in Salatiga. This study is a qualitative descriptive research. The data collection technique is non-participant observation, thorough interviews, and literary study. Informants are selected based on purposive sampling with Snowball Sampling. Data analysis is obtained by using the Miles and Huberman interaction model, and the validity of the data is tested using a triangulation of sources. The results of this communication strategy are (1) Polmas in Salatiga is divided into two models, Polmas kawasan and Polmas wilayah (2) communication strategy undertaken has gone through several stages as the process of audience analysis through needs assessment, composing messages, set the method as well as selecting use of media (3) Communication strategies bring influence on the relationship between police and communities, increasing capacity building police and FKPM, local government gives the security fund and college student join the process of police reform. (4) In this campaign and socialization, there are some factors that support, they are the power of the communicator and strength of leaders opinion. (5) The difficulties are problem of culture and bureaucracy; cost and human resource limitations; and the deficiency of money and support from other institutions.