Abstrak
Pola Komunikasi Masyarakat Miskin
Oleh :
Nikky Fardhani - D0206123 - Fak. ISIP
Indonesia memiliki struktur masyarakat yang beraneka ragam. Kemajuan ekonomi memberikan dampak berbeda pada setiap tingkatan masyarakat. Mulai dari tingkat ekonomi tinggi hingga ke yang tingkat ekonomi rendah. Setiap orang ingin bekerja yang layak agar bisa mencukupi hidupnya dan tidak hidup dalam kemiskinan. Himpitan ekonomi menyebabkan masyarakat terus bersaing dalam mencari pendapatan untuk memperoleh kehidupan yang layak. Begitupula dengan pola komunikasi yang berbeda pada setiap masyarakat, baik antar individu maupun antar kelompok pada. Kehidupan disetiap masyarakat selalu disertai dengan berbagai karakteristik masyarakat yang hidup di dalamnya. Salah satunya adalah masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dan masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS dalam hal meningkatkan kesejahteraan ekonomi, Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Penelitian ini meneliti tentang karakteristik, cara berkomunikasi antar individu dan kelompok, juga media exposure yang mereka gunakan.
Objek penelitian ini adalah Pola Komunikasi yang terjadi pada masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api dengan masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS, Kelurahan Kalianyar, Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tipe deskriptif kualitatif. Deskripsi dibuat secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan pola komunikasi pada masyarakat miskin yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah dengan masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api di Kelurahan Kalianyar Jakarta Barat.
Setelah dilakukan analisa, diperoleh kesimpulan bahwa karakteristik masyarakat miskin yang tingal dipinggir rel kereta dengan masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS adalah dilihat dari jumlah penduduknya yang padat, tempat tinggal yang padat dan kumuh, juga dilihat dari pekerjaan, kepercayaan dan status sosial mereka. Kemudian komunikasi yang dilakukan ternyata berbeda, masyarakat miskin yang tinggal dipinggir rel kereta api lebih cenderung melakukan komunikasi kelompok, daripada komunikasi Interpersonal. Media exposure yang mereka gunakan lebih cenderung pada media Televisi dan Handphone untuk berkomuniaksi dan mendapat informasi. Dan untuk masyarakat miskin yang tinggal disekitar TPS, lebih cenderung melakukan komunikasi Interpersonal daripada komunikasi kelompok. Kemudian media exposure yang mereka gunakan lebih cenderung pada media Televisi dan Handphone untuk berkomuniaksi dan mendapat informasi. Kedua masyarakat yang tinggal dipinggir rel kereta api dan disekitar TPS dikategorikan sebagai masyarakat miskin yang dipandang miskin materi, namun tidak berarti mereka miskin akan informasi. Meskipun memiliki cukup materi, namun mereka masih tetap bisa mendapatkan kebutuhan akan informasi dengan banyak cara, diantaranya adalah dengan bersosialisasi, berkomunikasi dan memiliki alat-lat komunikasi agar dapat mengakses informasi-informasi terbaru mengenai berbagai macam hal.
Adapun beberapa saran untuk lembaga-lembaga terkait, untuk dapat menanggulangi permasalahan tersebut. Misalnya saja lembaga kepemerintahan ataupun LSM yang memperhatikan mengenai permasalahan sosial.