Abstrak
Eksistensi Kerajinan Batu Akik
Oleh :
Budhi Hanggono - K4406013 - Fak. KIP
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan strategi
penelitian studi kasus terpancang tunggal. Sampel diambil dengan pendekatan
yang bersifat purposive sampling dengan cara pemilihan informan yang dianggap
layak dan sangat mengetahui tentang data-data yang dibutuhkan. Sumber data
yang dipergunakan diantaranya adalah: informan, tempat dan peristiwa, serta
sumber tertulis. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara,
observasi dan analisis dokumen. Teknis analisis data yang digunakan adalah
model analisis interaktif melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Desa Dlepih
mempunyai luas wilayah 758,2310 ha, dengan bentuk wilayah datar sampai
berombak 24%, wilayah berombak sampai berbukit 32%, wilayah berbukit sampai
bergunung 44%, dan status Desa Swakarya yang terdiri dari 10 Dusun, 24 RT, dan
1033 KK, (2) adanya pernyataan duta dari Jakarta yang menyatakan bahwa di
Desa Dlepih khususnya di obyek wisata Kahyangan terdapat batu mulia yang
harus dikembangkan dan merupakan bahan utama dalam kerajinan ini, kemudian
pada tahun 1993 salah seorang warga Desa Dlepih mbah Atmo Karijo mendirikan
usaha kerajinan batu akik setelah beliau mengikuti pembinaan dalam bidang
perbatuan di Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri, (3) tenaga kerja yang
dulunya dari keluarga sendiri, sekarang mengambil tenaga kerja dari luar
keluarga, dan mulai memproduksi bermacam-macam bentuk akik dan juga
memproduksi barang-barang yang lain, (4) adanya kerajinan batu akik di Desa
Dlepih menimbulkan pengaruh terhadap masyarakat Desa Dlepih baik pengaruh
sosial maupun ekonomi. Adapun pengruh yang ditimbulkan adalah
mengakibatkan munculnya kelas majikan dan buruh dalam stratifikasi sosial
dalam masyarakat industri kerajinan batu akik. Pengaruh yang lain adalah dapat
menambah pendapatan atau penghasilan keluarga dan terciptanya lapangan kerja.