Abstrak


Studi komparasi keefektifan model pembelajaran experiential learning, sinektik, dan pengajaran langsung dalam pembelajaran apresiasi prosa fiksi ditinjau dari kecerdasan emosional siswa


Oleh :
V. Teguh Suharto - T84110701 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Tujuan penelitian ini ialah untuk (1) menemukan perbedaan kemampuan apresiasi prosa fiksi antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran experiential learning, siswa yang diajar dengan model pembelajaran sinektik, dan dengan siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung; (2) menemukan perbedaan kemampuan apresiasi prosa fiksi antara siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi dengan siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah; (3) menemukan interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan emosional dalam mempengaruhi kemampuan apresiasi prosa fiksi Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan desain penelitian faktorial 3 X 2. Teknik pengumpulan data menggunakan angket untuk mengukur kecerdasan emosional siswa, tes untuk mengukur kemampuan apresiasi prosa fiksi. Uji validitas meliputi validitas isi, validitas muka, dan uji empiris. Uji empiris untuk mengetahui daya beda, tingkat kesulitan butir soal, reliabilitas. Untuk angket, uji empiris untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan metode Levene’s test of equality of error variances. Analisis data menggunakan Anava dua faktor dengan program komputer SPSS. Dari analisis inferensial diperoleh simpulan: (1) Ada perbedaan kemampuan apresiasi prosa fiksi secara signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran experiential learning, siswa yang diajar dengan model pembelajaran sinektik, dan dengan siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung. Siswa yang diajar dengan model pembelajaran experiential learning memiliki rata-rata kemampuan apresiasi prosa fiksi yang lebih tinggi dibanding siswa yang diajar dengan model sinektik, siswa yang diajar dengan model sinektik memiliki kemampuan apresiasi prosa fiksi yang lebih tinggi dibanding siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung. (2) Ada perbedaan kemampuan apresiasi prosa fiksi secara signifikan antara siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi dengan siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah. Siswa yang kecerdasan emosionalnya tinggi memiliki kemampuan apresiasi prosa fiksi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang kecerdasan emosionalnya rendah. (3) Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran dan kecerdasan emosional dalam mempengaruhi kemampuan apresiasi prosa fiksi siswa. The goals of research were (1) to findings difference between the students’ appreciation of prose fiction ability taught by experiential learning, synectic, and direct instruction learning model, (2) to findings difference of prose fiction ability for students who have high and low emotional quotient, (3) to findings an interaction between the use of learning model and emotional quotient affecting prose fiction appreciation. The research applies quasi experimental method and 3 x 2 factorial research design. The technique of collecting data made use questionnaires for measuring students’ emotional quotient and test for measuring the prose fiction ability. Validity test consists of content validity, surface validity, and empirical test for searching distinction value, the grade of exercise difficulties, and the reliability. For the questionnaires, empirical wasapplied to recognize the validity and reliability. The normality test used the method of Kolmogrov-Smirnov. The homogenitytest used the method of Levene’s test of equality of error variances. Data analysis uses Anava factor two by SPSS computer program. The inferential analysis revealedthe conclusion as follows: (1) There is a difference in those students who have been taught by experiential learning, synectic, and behavioristic learning model. The students’ average ability in appreciating prose fiction taught by experiential learning model is higher than those taught by synectic learning model. The students’ ability of prose fiction appreciation taught by synectic learning model is higher than those taught by behavioristic learning model. (2) There is a significant difference in students’ ability in appreciating prose fiction. The students who have high emotional quotient are able to appreciate prose fiction better than those who have low emotional quotient. The ability of prose fiction appreciation belongs to high emotional quotient students is higher than those who have less. (3) There is an interaction between the use of learning model and emotional quotient in affecting students’ appreciation of prose fiction ability.