Abstrak
Pemilihan kode dalam masyarakat dwibahasawan pada masyarakat Batak Toba di Desa Binjai, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau Pontianak, Kalimantan Barat (sebuah kajian sosiolinguistik)
Oleh :
Mai Yuliastri Simarmata - S84100801 - Fak. Sastra dan Seni Rupa
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan wujud variasi dan faktor pemilihan kode, alih kode, campur kode, serta faktor-faktor sosial yang menjadi penentu alih kode dan campur kode di desa Binjai, Kecamatan Tayan Hulu, Kabuaten Sanggau Pontianak, Kalimantan Barat.
Penelitian ini membatasi ruang lingkup yaitu: pertama keluarga/anggota rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak masyarakat dwibahasa pada masyarakat tutur BT, kedua Guru, siswa, pegawai, aparat desa, tokoh adat, petani dan pedagang, ketiga ranah pembicaraan yang dikaji adalah di dalam rumah dan di luar rumah (sekolah, kantor desa, di pengajian/masjid, pasar), keempat topik pembicaraan yang bersifat umum dan pribadi, kelima situasi pembicaraan serius, santai, emosional.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan merupakan sebuah penelitian lapangan (field reseach). Data dalam penelitian ini adalah masyarakat pendatang di desa Binjai yang mengandung unsur alih kode dan campur kode.Subjek dalam penelitian ini bersifat purpose sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi secara langsung, wawancara mendalam, angket atau kuesioner. Teknik analisis data dengan menggunakan model analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kode-kode yang ditemukan pada masyarakat tutur BT di desa Binjai, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau Pontianak, kalimantan Barat dengan faktor penentu pemilihan kode adalah (1) ranah, (2) peserta tutur, dan (3) norma, maka kode- kode yang ditemukan adalah kode BI, BBT, BA, dan BL. Sedangkan dari dasar penggunaan bahasa diperoleh dua variasi, yaitu (1) alih kode dan campur kode dan dengan dasar Kode BI, (2) alih kode dan campur kode dengan dasar kode BT. Pada peristiwa campur kode maka diperoleh campur kode dengan kode BI, BBT, BA, BL. Faktor-faktor penentu alih kode pada masyarakat tutur BT di desa Binjai berdasarkan dua faktor. Faktor pertama berdasarkan situational code-switching yang menyatakan bahwa perubahan bahasa terjadi karena (1) Perubahan situasi tutur, (2) Kehadiran oarang ketiga, (3) peralihan pokok pembicaraan. Faktor kedua Metaphorical code-switching yang menyatakan bahwa perubahan bahasa terjadi karena penutur ingin menekankan sesuatu. Sedangkan faktor campur kode terjadi karena dua faktor utama, yaitu (1) Keterbatasan penggunaan kode, dan (2) Penggunaan istilah yang lebih populer.
This research aims to describe and to explain the form of variations and factors of code selection, code switching, code mixing, as well as social factors determining the code switching and code mixing in Binjai Village of Tayan Hulu sub District in Sanggau Pontianak Regency of West Kalimantan.
This research restricted its scope to: firstly, family/member of household consisting of husband, wife, and children of bilingual society in BT speech society; secondly, teachers, students, civil servants, village apparatuses, custom leaders, farmers, and merchants; thirdly the speech domains studied were inside house and outside house (school, village office, in Koran recitation/mosque, market); fourthly, the public and personal speech topics; fifthly, the serious, relax, and emotional speech situation.
The method used in this research was descriptive one with sociolinguistic approach and constituted the field research. The data of research was the incoming people in Binjai village containing code switching and code mixing elements. The subject of research was taken using purposive sampling technique. Techniques of collecting data used were direct observation, in-depth interview, and questionnaire. Technique of analyzing data used an interactive model of analysis.
The result of research showed that the codes found in BT speech society in Binjai Village of Tayan Hulu sub District in Sanggau Pontianak Regency of West Kalimantan, based on the following determinant of code selection: (1) domain, (2) speech participants, and (3) norm, were (1) BI, BBT, BA, and BL codes. Meanwhile, based on the language use, two variations were found: (1) code switching and code mixing on the basis of BI code, and (2) code switching and code mixing on the basis of BT code. In the code switching event, BI, BBT, BA, and BL codes were found. There were two factors determining the code switching in BT speech society in Binjai village. The first factor was based on the situational code-switching stating that the language change occurs because of (1) speech situation change, (2) third person presence, and (3) topic switching. The second factor was metaphorical code-switching stating that the language change occurs because the speaker wants to emphasize something. Meanwhile, the code mixing occurs because of two main factors: (1) limited code use, and (2) more popular terms use.