Abstrak


Efektivitas berbagai atraktan nabati sebagai pengendali lalat buah pada pertanaman cabai merah


Oleh :
Wendy Astituning Prikhamdany - H0107096 - Fak. Pertanian

Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai merah di Indonesia adalah adanya serangan lalat buah. Salah satu teknik pengendalian lalat buah yaitu dengan penggunaan atraktan. Tanaman yang diduga dapat digunakan sebagai atraktan karena memiliki kandungan metil eugenol adalah tanaman serai (Cymbopogon citratus), cengkih (Syzigium aromaticum), dan kayu putih (Melaleuca leucadendron). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan, Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, serta lahan cabai merah di Gondang, Sragen pada bulan Desember 2010 sampai Juni 2011. Penelitian dilakukan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), dengan faktor perlakuan jenis atraktan nabati dan konsentrasi atraktan 0,25 ml per gulungan kapas pada tiap perlakuan. Variabel penelitian meliputi jumlah lalat buah yang terperangkap dalam setiap perangkap atraktan di laboratorium dan di lahan, jenis lalat buah yang terperangkap, komposisi spesies lalat buah yang terperangkap, serta tingkat kerusakan cabai merah. Data hasil pengamatan dianalisis secara deskriptif dan dengan sidik ragam atau Analysis of Varian (Anova), apabila terdapat pengaruh yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerusakan cabai merah akibat serangan lalat buah dapat ditekan dengan penggunaan atraktan. Atraktan nabati minyak serai, minyak cengkih dan minyak kayu putih cukup efektif dalam memerangkap Bactrocera dorsalis di laboratorium. Minyak kayu putih paling efektif pada uji laboratorium dan atraktan sintesis paling efektif pada uji lahan. Lalat buah yang terperangkap pada pengujian yang dilakukan adalah Bactrocera dorsalis, Bactrocera umbrosa, dan Dacus longicornis jantan.