Abstrak


Kajian pengaruh berbagai formula biosulfo terhadap ketersediaan fosfor dan belerang serta hasil kedelai (glycine max l) pada tanah vertisol


Oleh :
Nur Hidayati - H0207051 - Fak. Pertanian

Kedelai memerlukan unsur P dan S dalam jumlah yang cukup besar. Budidaya kedelai pada tanah Vertisol mengalami kendala karena rendahnya ketersediaan unsur P dan S akibat tingginya nilai pH tanah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan penelitian dengan aplikasi pupuk biosulfo yang bersifat lepas hara terkendali. Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah Vertisol di Desa Sine, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen pada bulan Mei 2010 sampai November 2010. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh formula biosulfo terhadap ketersediaan P, S, dan hasil kedelai (Glycine max L) pada tanah Vertisol. Penelitian dilakukan dilapang dengan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah B1 (BF60J11 100 kg/ha, bahan organik 5 ton/Ha), B2 (BF60J11 200 kg/ha, tanpa bahan organik), B3 (BF60J31 100 kg/ha, bahan organik 5 ton/Ha), B4 (BF60J31 200 kg/ha, tanpa bahan organik), kontrol, dan SP sebagai perlakuan pembanding (SP-36 100 kg/ha, bahan organik 10 ton/Ha). Analisis data menggunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% dan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Variabel yang diamati adalah pH tanah, P tersedia, S terlarut, serapan P, serapan S, tinggi tanaman, berat brangkasan kering, dan hasil kedelai (jumlah polong isi, jumlah biji/tanaman, berat biji/tanaman, berat biji/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula Biosulfo berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah biji tiap tanaman; berpengaruh nyata terhadap P tersedia, berat biji tiap tanaman, berat seribu biji dan berpengaruh tidak nyata terhadap S terlarut dan jumlah polong isi. Ketersediaan P paling tinggi dicapai pada perlakuan B2 (25,16 ppm), sedangkan ketersediaan S paling tinggi dicapai pada perlakuan B4 (6,32 ppm). Jumlah polong isi tertinggi pada perlakuan B1 (52 polong); jumlah biji tertinggi pada perlakuan B1 (112 biji/tanaman); berat biji tertinggi pada perlakuan B1 (16,87 gram/tanaman), dan berat seribu biji tertinggi pada perlakuan B4 (206,145 gram).