Abstrak


Analisis efisiensi teknis industri Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia menggunakan metode data envelopment analysis (dea) tahun 2007-2009


Oleh :
Bambang Wijatmoko - F1109008 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efisiensi teknis industri Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Data yang digunakan berjumlah 26 bank pada periode 2007-2009. Analisis menggunakan data sekunder dengan mengambil data laporan keuangan bank pada tahun 2007-2009. Sedangkan metode yang dipilih untuk mengetahui kinerja efisiensi teknis perbankan adalah menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Bank dikatakan memiliki kinerja yang efisien jika memiliki efisiensi mendekati angka 1 (100%) dan semakin tidak efisien jika mendekati 0. Penelitian ini menganalisis input dan output dari masing-masing bank untuk mengetahui tingkat efisiensi. Input yang digunakan dalam penelitian ini adalah Beban Administrasi dan Umum, Beban Personalia dan Beban Promosi. Sedangkan untuk outputnya adalah Kredit, Total Pendapatan dan Dana Pihak Ketiga (DPK). Data yang digunakan adalah laporan keuangan masing-masing bank yang berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi mulai tahun 2007-2009. Hasil penelitian efisiensi teknis BPD di Indonesia dengan menggunakan DEA-CRS menunjukkan sebanyak 8 BPD (30,77%) yang efisien, sisanya 18 BPD (69,23%) belum efisien untuk tahun 2007. Sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 9 BPD (34,62%) yang efisien, sisanya 17 BPD (65,38%) belum efisien. Penurunan terjadi pada tahun 2009 sebanyak 5 BPD (19,23%) yang efisien, sisanya 21 BPD (80,77%) belum efisien. Selama tahun 2006-2007 terdapat tiga BPD yang mengalami efisiensi 100 persen yaitu PT. Bank BPD Bali, BPD Kalimantan Timur dan PT. BPD Sulawesi Selatan. Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang telah mencapai efisiensi optimal supaya bisa mempertahankan tingkat efisiensinya. Sedangkan bagi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang belum mencapai efisiensi 100% supaya mengoptimalkan alokasi input dalam kegiatan operasionalnya untuk menghasilkan output yang maksimal dengan mengacu pada benchmarknya. Purpose of this study to determine the technical efficiency of industrial Regional Development Banks (BPD) in Indonesia. The data used amounted to 26 banks in the period 2007-2009. Analysis using secondary data by taking the bank's financial statement data in 2007-2009. While the method chosen to determine the performance of the technical efficiency of banks are using Data Envelopment Analysis (DEA). Banks are said to have efficient performance if it has efficiency close to 1 (100%) and more inefficient if close to 0. This study analyzes the input and output of each bank to determine the level of efficiency. Inputs used in this study are Administrative and General Costs, Personnel Costs and Fees Promotion. As for the output is a Credit, Total Revenues and Third Party Funds (DPK). The data used are the financial reports of each bank in the form of Balance Sheet and Profit and Loss Statements starting in 2007-2009. The results of technical efficiency of BPD in Indonesia by using the DEA-CRS showed as many as eight BPD (30.77%) are efficient, the remaining 18 BPD (69.23%) is not efficient for the year 2007. While the year 2008 increased to 9 BPD (34.62%) are efficient, the remaining 17 BPD (65.38%) have not been efficient. The decline occurred in 2009 as many as 5 BPD (19.23%) are efficient, the remaining 21 BPD (80.77%) have not been efficient. During the years 2006-2007 there were three BPD who experienced 100 percent efficiency, ie PT. BPD Bank Bali, East Kalimantan and PT BPD. BPD South Sulawesi. Regional Development Banks (BPD) who have achieved the optimum efficiency in order to maintain the level of efficiency. As for the Regional Development Banks (BPD) who have not reached 100% efficiency in order to optimize the allocation of inputs in their operations to produce the maximum output with reference to the benchmark.