;

Abstrak


Struktur dan nilai pendidikan cerita mintaraga gancaran karya Prijohoetomo


Oleh :
Djoko Sulaksono - S441008007 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan dan menjelaskan struktur, nilai pendidikan, makna filosofis, relevansi dengan dengan situasi sosial budaya modern dan relevansi dengan pendidikan bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dengan analisis konten. Sumber data yang digunakan berupa sumber pustaka, yaitu berupateks cerita Mintaraga Gancaran karya Prijohoetomo. Bentuk penelitian adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berupa teks cerita Mintaraga Gancaran dan data berupa data dokumen dan informan. Data dokumen meliputi data primer (struktur, nilai pendidikan, makna filosofis, dan relevansi dalam Mintaraga Gancaran) dan data sekunderTjipta Hening (Imam Sutadi, 1960), Ardjuna Wiwaha (Seno Sastroamidjojo, 1963), Ardjuna Wiwaha (Sanusi Pane, 1960)dan Harjuna Kawiwaha (Wisnu Sri Widodo, 2009) sedangkan data informan dari wawancara. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik analisis konten, simak catat, danwawancara.Validitas data analisis struktur dan isi menggunakan teknik trianggulasi teori.Teknik analisis data yang digunakan adalahanalisis dokumen strukturnilai pendidikan, makna filosofis, relevansi dengan dengan situasi sosial budaya modern dan relevansi dengan pendidikan bahasa Jawa, penyajian data dan pembahasan dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Langkah-langkahnya adalah membaca cerita berulang-ulang, mengumpulkan data berupa kutipan langsung dan tidak langsung, mengklasifikasikan data, menganalisis data yang telah diklasifikasi; dan menyimpulkan hasil analisis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) tokoh/penokohan, yaitu Arjuna (kuat pendiriannya, pemberani), Batara Endra (tidak mudah percaya atau ragu-ragu), Batara Guru (pelindung), Dewi Supraba (perayu), Dewi Wara Sumbadra (baik hati), Retna Manoara (perayu), Retna Ulupi (perayu), Wara Gandawati (pendiam), Wara Srikandi (pemberani), dan Niwatakawaca (sombong); (2) latar/setting, yaitu latar tempat (Kaendran, gunung Indrakila, Taman Sari Imantaka, Bale Kencana Imantaka, Kadaton Imantaka, dan Marcapada), latar waktu (pagi, sore, dan malam), dan latar sosial (raja, pandita, punggawa, pemburu); (3) alur/plot yaitu pemaparan atau pendahuluan, penggawatan, penanjakan, puncak atau klimaks, dan peleraian; (4) tema yaitu tema pengendalian diri; (5) amanat yaitu siapa yang bersungguh-sungguh dalam berdoa dan berusaha pasti akan berhasil; (6) gaya bahasa, yaitu personifikasi, simile, metafora (paribasan, bebasan,dan saloka), dan hiperbola; (7) judul (8) sudut pandang yaitu pengarang sebagai orang ketiga yang maha tahu; (9) hubungan antarunsur yaitu hubungan tema dengan penokohan dan hubungan judul dengan tokoh dan penokohan.