Abstrak


Kajian semiotik kumpulan cerpen samin karya kusprihyanto namma


Oleh :
Yunita Nurul Khomsah - K1207042 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi dan menganalisis indeks, ikon, dan simbol untuk menemukan makna semiotik pada kumpulan cerpen Samin karya Kusprihyanto Namma; (2) mendeskripsikan latar belakang penulis (Kusprihyanto Namma) menggunakan unsur semiotik (indeks, ikon, dan simbol) dalam menyampaikan ide cerita; (3) mendeskripsikan kebermaknaan penggunaan unsur semiotik tersebut dalam mendukung keestetikan kumpulan cerpen Samin. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu mengkaji fenomena yang terjadi pada subjek penelitian dalam bentuk kata-kata dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sumber data dalam penelitian ini berupa dokumen, yaitu kumpulan cerpen Samin dan informan, yang terdiri dari penulis dan beberapa pembaca kumpulan cerpen Samin. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara analisis dokumen dan wawancara. Validitas data menggunakan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kumpulan cerpen Samin merupakan bentuk kritik penulis terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Beberapa judul cerpen seperti Biru, Kembang Tebu, Jawa, Samin, Bedil, dan Dom mengisahkan tentang keburukan atau penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Beberapa judul cerpen yang lain seperti Mun, Pundhen, Patrem, dan Tuyul memang tidak mengkhususkan pada masa Orde Baru, namun memiliki kesatuan ide dengan cerpen lainnya, yaitu kritik terhadap sistem pemerintahan atau politik. Penulis, yaitu Kusprihyanto Namma menggunakan sistem semiotik (simbol, indeks, dan ikon) dalam menuangkan ide ceritanya karena ia tidak berani menyampaikan kritiknya secara terang-terangan. Meskipun demikian, penggunaan sistem semiotik (simbol, indeks, dan ikon) dalam kumpulan cerpen Samin dapat menambah keestetikan karya.