Abstrak


Pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon dan basis salep tercuci air pada sediaan salep ekstrak batang pisang ambon (musa paradisiaca l. var sapientum) terhadap sifat fisiknya


Oleh :
Anggi Rakhmawati Perdana - M3508008 - Fak. MIPA

Penggunaan getah pisang ambon sebagai obat persembuhan luka biasanya dioleskan pada bagian luka, tetapi cara ini dianggap kurang efektif. Kemudian untuk memudahkan pemakaiannya, diformulasikan dalam bentuk salep ekstrak batang pisang ambon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan basis salep hidrokarbon dan tercuci air dalam formulasi salep ekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca L. var sapientum) terhadap sifat fisik salep, sehingga diperoleh formulasi terbaik. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental dan menggunakan rancangan penelitian post test only control group design, untuk mengetahui pengaruh penggunaan basis hidrokarbon dan tercuci air terhadap sifat fisiknya. Proses ekstraksi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode maserasi dengan etanol 70%. Pemisahan senyawa aktif dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Kemudian formulasi dibuat menggunakan basis hidrokarbon dan tercuci air, dan dibuat konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu 3%, 5%, dan 7%. Lalu salep diuji sifat fisiknya meliputi uji daya lekat, daya sebar, viskositas, pH dan kestabilan fisik. Data yang diperoleh, selanjutnya dianalisa kuantitatif dengan menggunakan statistik one way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang pisang ambon mengandung senyawa saponin, flavonoid dan tanin, didukung dari uji pemisahan senyawa aktif dengan KLT. Berdasarkan hasil KLT ekstrak batang pisang ambon positif mengandung saponin (Rf 0,96), flavonoid (Rf 0,54) dan tanin (Rf 0,61). Formula salep basis tercuci air menunjukkan hasil uji sifat fisik lebih baik dibanding basis hidrokarbon. Dari uji statistik, tipe basis salep berpengaruh (P<0,05) terhadap sifat fisik salep.