Abstrak


PERAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA (BAPERMAS, PP, PA DAN KB) DALAM PEMENUHAN HAK ANAK JALANAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2010


Oleh :
ENDAH PUSPITA SARI - K6406025 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencan (BAPERMAS PP PA dan KB) dalam pembinaan anak jalanan di Kota Surakarta Tahun 2010. Hambatan-hambatan dalam pembinaan anak jalanan di Kota Surakarta. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BAPERMAS, PP, PA dan KB) kota Surakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Strategi penelitian menggunakan Tunggal terpancang dalam arti lokasi yang diteliti hanya wilayah Surakarta. Sumber Data berupa informan, tempat dan peristiwa dan dokumen. Teknik pengambilan Sampel menggunakan Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Validitas data berupa Trianggualasi data. Teknik Analisis Data yang dugunakan adalah teknik non statistik yang mempunyai empat komponen, yaitu pengumpulan data, Reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh: a) Peran Badan pemberdayaan Masyarakat Pemberadayaan perempuan Perlindunagn Anak dan keluarga Berencana (BAPERMAS PP PA dan KB) Kota Surakarta dalam pembinaan anak jalanan di Kota Surakarta adalah dengan membuat kebijakan dan progran kerja yang berupa pendidikan dan keterampilan. b) Hambatan-hambatan dalam penanganan anak jalanan di Kota Surakarta yaitu Pertama sulitnya pendataan terhadap anak jalanan. Kedua Jumlah anak jalanan di Kota Surakarta yang sangat banyak dan jumlah anggaran pemerintah yang sangat sedikit. Ketiga Pola hidup bebas anak jalanan sehingga sulit untuk beralih pekerjaan. Keempat tingkat pendidikan anak jalanan yang rendah. Kelima Mental Karakter anak jalanan yang terbiasa dengan kehidupan jalanan. Keenam Tidak adanya kesadaran dari anak jalanan untuk meninggalkan pekerjaannya dengan alasan ekonomi. Ketujuh kurangnya lapangan pekerjaan. Kedelapan Belum adanya peraturan yang melindungi anak jalanan. c) Langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya pembinaan adalah dengan memberikan pendidikan dan keterampilan yang dilaksanakan 3(tiga) kali dalam 1 (satu) minggu dan melibatkan 60 anak jalanan dari Lembaga Swadaya Masyarakat PPAP Seroja. Hal ini di harapkan agar supaya anak jalanan dapat beralih pekerjaan yang lebih layak dengan bekal yang mereka terima selama pembinaan The objective of research is to find out the role of Women Empowerment, Child Protection, and Family Planning Community Empowerment Agency (BAPERMAS PP PA AND KB) in building the street children as the fulfillment of the child’s right in Surakarta in 2010, the constraints in building the street children in Surakarta city, and the result of building undertaken by the Women Empowerment, Child Protection, and Family Planning Community Empowerment Agency (BAPERMAS PP PA AND KB) of Surakarta City. This study employed a descriptive qualitative method. The research strategy was a single embedded one meaning the location studied was only Surakarta area. The data source of research included informant, place and event, and document. The sampling technique used was Purposive sampling. Techniques of collecting data used were interview and observation. The data validation used was data triangulation. Technique of analyzing data used was non-statistical technique having four components: data collection, data reduction, data display, conclusion drawing or verification. Based on the result of research, it could be concluded that: a) the role of Women Empowerment, Child Protection, and Family Planning Community Empowerment Agency (BAPERMAS PP PA AND KB) of Surakarta city in building the street children in Surakarta city was by making policy and work program in the form of education and skill. b) the constraints in coping with the street children in Surakarta City were: firstly the difficulty of registering street children. Secondly, the number of street children in Surakarta City was so great and the amount of Surakarta City’s budget was very little. Thirdly, the street children had a free life pattern so that it is difficult to switch to other job. Fourthly, the street children’s low education level. Fifthly, the street children’s mental character who were accustomed to living on the street. Sixthly, there was no street children’s awareness of abandoning their job because economic reason. Seventhly, inadequate job opportunity. Eighth, no regulation protecting street children. c) the measures taken in the attempt of building was to give education and skill training implemented for 3 (three) times in a week and involved 60 street children from PPAP Seroja Non Governmental Organization. It was expected to make the street children can switch to other more reasonable job with the provision they accept during building.