;

Abstrak


Pengaruh Identitas Sosial sebagai Pegawai Senior, Karakteristik Pekerjaan, Dukungan Sosial dan Kejenuhan pada Sikap Pegawai tentang Pekerjaan dan Pensiun


Oleh :
Mamik Setiyorini - S4111065 - Sekolah Pascasarjana

ujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan antara persepsi tentang identitas sosial sebagai pegawai senior, karakteristik pekerjaan, dukungan sosial dan kejenuhan, dan sikap pada pekerjaan dan pensiun. Sebanyak 400 kuesioner diberikan pada pegawai senior yang berusia di atas 50 tahun di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta. Stuctural Equation Model (SEM) digunakan untuk menguji pengaruh identitas sosial sebagai pegawai senior, karakteristik pekerjaan, dukungan sosial dan kejenuhan, serta kejenuhan pada keinginan untuk segera pensiun. Penelitian ini menggunakan variabel demografis, yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Hasil analisis validitas dengan menggunakan Confirmatory Factor Analyses (CFA) menunjukkan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid, sebab memiliki loading factor > 0.05. Analisis reliabilitas dengan menggunakan Construct Reliability mengunjukkan bahwa semua variable dalam penelitian ini adalah reliable, sebab memiliki CR > 0.7 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identitas pegawai senior, karakteristik pekerjaan, dukungan sosial, dan kejenuhan berpengaruh pada sikap pegawai senior tentang pekerjaan dan pensiun, dengan a = 0.05. Identifikasi pegawai senior berpengaruh positif pada persaingan antar generasi (0.011) dan berpengaruh negatif pada pengembangan karir (0.009), transisi pegawai ke pensiun (0.049), devaluasi pekerjaan (0.00), dan keinginan untuk segera pensiun (0.045). Kesediaan untuk tidak mengelompok berpengaruh positif pada keinginan untuk segera pensiun(0.019). Karakteristik pekerjaan berpengaruh positif pada pengembangan karir (0.00), persaingan antar generasi (0.00), transisi pegawai ke pensiun (0.00), devaluasi pekerjaan (0.00), kejenuhan (0.001), dan keinginan untuk segera pensiun (0.00). Dukungan sosial berpengaruh negatif pada kejenuhan (0.00) dan kejenuhan berpengaruh positif pada keinginan untuk segera pensiun(0.001). Itu berarti bahwa pegawai senior yang diteliti merasakan adanya ageism dan kejenuhan di tempat kerjanya. Penelitian ini belum menggunakan variable karakteristik personal untuk mengukur sikap pegawai pada pekerjaan dan pensiun. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variable karakteristik personal sebab itu memiliki peran penting dalam persepsi tentang sikap pegawai pada pekerjaan dan pensiun. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk menggunakan variabel kejenuhan sebagai variabel mediasi antara karakteristik pekerjaan dan keinginan untuk segera pensiun, sebab hasil uji pengaruh langsung dan tidak langsung menunjukkan bahwa kejenuhan memediasi pengaruh karakteristik pekerjaan pada keinginan untuk segera pensiun. Pensiun biasanya berdasar pada pertimbangan individu dan adanya kesempatan yang ditawarkan. Penelitian ini menggarisbawahi tentang dimensi sosial dan memberikan saran bagi manajemen (Biro Kepegawaian dan Organisasi Kementerian Kominfo Jakarta) sebaiknya memberikan perhatian lebih pada terjadinya ageism dan kejenuhan dalam pekerjaan, disamping itu juga perlu untuk mengantisipasi dampak dari itu tidak hanya terkait proses kerja tetapi juga kualitas hidup atau kenyamanan di tempat kerja. Perhatian tersebut dapat diwujudkan dalam pemberian bimbingan teknis pembekalan pegawai menjelang pensiun dan dibentuk organisasi kesatuan pensiunan pegawai.