Abstrak
Naskah Drama Kapai-Kapai Karya Arifin C. Noer: Tinjauan Struktural, Nilai Edukatif, Dan Relevansinya Terhadap Pembelajaran Apresiasi Drama Di SMA
Oleh :
Niken Yunindar Kuncoroningrum - K1208033 - Fak. KIP
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan mendiskripsikan:
(1) struktur pembangun naskah drama Kapai-Kapai karya Arifin C. Noer; (2)
keterjalinan unsur-unsur dalam struktur naskah drama Kapai-Kapai karya Arifin
C. Noer; (3) nilai edukatif naskah drama Kapai-Kapai karya Arifin C. Noer; (4)
relevansi naskah drama Kapai-Kapai sebagai materi pembelajaran drama di SMA.
Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan strategi
tunggal terpancang dan metode analisis dokumen. Sumber data dalam penelitian
ini adalah naskah drama Kapai-Kapai karya Arifin C. Noer dan hasil wawancara
yang menunjang permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan yaitu teknik studi pustaka yang dilakukan dengan mencatat dokumendokumen
atau arsip yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis jalinan
atau mengalir yang meliputi tiga komponen, yaitu: (1) reduksi data; (2) sajian
data; dan (3) penarikan simpulan.
Berdasarkan analisis data melalui pendekatan struktural, dapat
disimpulkan: (1) tema dalam cerita ialah penderitaan hidup karena harapan semu,
memiliki tokoh protagonis Abu, tokoh antagonis Emak dan Majikan, serta tokoh
tritagonis Bulan, Yang Kelam, Iyem, Kakek, dan lain-lain, alur cerita
menggunakan alur maju, setting terjadi di Jakarta antara tahun 1930 – 1980,
dialog tokoh Abu merupakan dialog tak resmi, sedangkan tokoh Emak dan Kakek
menggunakan bahasa resmi, serta amanat cerita yakni pentingnya pondasi agama
dalam hidup; (2) tema penderitaan hidup mempengaruhi munculnya tokoh Abu
yang miskin, setting tempat tinggal yang tidak layak huni, alur yang berantakan,
serta digunakannya dialog yang kasar karena tokoh sentral memiliki latar
belakang pendidikan yang rendah; (3) nilai kultural yang muncul yakni
penggunaan pantun dan lenong, nilai kesosialan ditandai dengan rasa peduli Abu
terhadap Gelandangan, nilai kesusilaan yang ada, antara lain sikap patuh terhadap
atasan serta pelanggaran nilai moral dengan membunuh bayi, dan nilai keagamaan
yang ditunjukkan dengan petuah Kakek mengenai ajaran agama; (4) naskah drama
Kapai-Kapai memiliki struktur yang lengkap serta nilai edukatif yang tinggi
sehingga jika direlevansikan dengan pembelajaran apresiasi drama di SMA,
naskah ini dapat dijadikan sebagai materi pembelajaran apresiasi drama pada
kelas XI dan XII semester II.