Abstrak


Strategi Pengembangan Agribisnis Sapi Potong di Kabupaten Blora


Oleh :
Riana Aninditya Prastiti - H0808040 - Fak. Pertanian

Kabupaten Blora merupakan sentra sapi potong di Jawa Tengah. Sistem agribisnis sapi potong di Kabupaten Blora terdiri dari subsistem pengadaan sarana produksi; subsistem produksi atau usaha tani penggemukan sapi potong; subsistem pengolahan hasil seperti pengolahan makanan dan kotoran ternak, subsistem pemasaran sapi potong serta subsistem kelembagaan pendukung. Selain itu meningkatnya jumlah penduduk dan rata-rata kualitas hidup masyarakat menyebabkan semakin tingginya kesadaran dari masyarakat untuk mengkonsumsi daging dengan kualitas baik dan kuantitas yang cukup. Oleh karena itu diperlukan strategi pengembangan agribisnis sapi potong yang tepat sehingga mampu mencukupi permintaan sapi potong dan dapat meningkatkan taraf hidup petani sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal, alternatif strategi dan prioritas strategi yang diterapkan dalam mengembangkan agribisnis sapi potong di Kabupaten Blora. Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif. Daerah penelitian dilaksanakan di Kabupaten Blora. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu (1) Analisis SWOT, (2) Matriks SWOT, (3) QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif strategi pengembangan agribisnis sapi potong di Kabupaten Blora pada subsistem pengadaan sarana produksi pertanian terdiri dari memperluas jangkauan pemasaran, meningkatkan jumlah produk, meningkatkan upaya promosi, meningkatkan adopsi teknologi, meningkatkan kualitas produk,, memperkuat kelembagaan pengusaha saprodi dan meningkatkan kemampuan SDM yang dimiliki. Subsistem produksi/ usahatani penggemukan sapi potong terdiri dari meningkatkan penggunaan teknologi m,enarik minat investasi dari berbagai pihak, meningkatkan permodalan dan pemasaran, meningkatkan upaya promosi, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, dan meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki. Subsistem pengolahan hasil sapi potong terdiri dari meningkatkan kuantitas dan kualitas produk, meningkatkan promosi, mendekati pemerintah untuk memperoleh akses pasar dan meningkatkan upaya inovasi produk, menjaga kepercayaan konsumen, meningkatkan kerjasama antar pengusaha. Subsistem pemasaran sapi potong terdiri dari meningkatkan kuantitas penjualan produk, meningkatkan penggunaan teknologi, mengadakan kerjasama dengan pemerintah, meningkatkan upaya promosi, meningkatkan pelatihan sistem akuntansi keuangan, meningkatkan pengalaman pedagang, meningkatkan kualitas produk, memperkuat kelembagaan yang menyentuh seluruh pedagang. Subsistem kelembagaan pendukung terdiri dari mengoptimalkan penggunaan anggaran dan SDM dan mengotimalkan landasan hukum serta mekanisme kerja yang jelas, meningkatkan sarana prasarana, meningkatkan hubungan kerjasama dengan stakeholder, dan meningkatkan fungsi kelembagaan pendukung. Alternative strategi pengembangan agribisnis sapi potong di Kabupaten Blora antara lain meningkatkan penggunaan teknologi untuk memperoleh hasil produksi tinggi, meningkatkan permodalan dan adopsi teknologi usahatani dan pengolahan hasil untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, meningkatkan produksi dan meningkatkan hubungan kerjasama antar pelaku usaha dalam budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran, serta meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk mengantisipasi adanya pesaing produk. Prioritas strategi pengembangan agribisnis sapi potong di Kabupaten Blora pada subsistem pengadaan sarana produksi adalah dengan memperluas jangkauan pemasaran. Subsistem produksi/ usahatani adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Subsistem pengolahan hasil pertanian adalah meningkatkan upaya inovasi produk. Subsistem pemasaran hasil pertanian adalah meningkatkan pengalaman pedagang. Subsistem kelembagaan pendukung adalah meningkatkan sarana dan prasarana. Prioritas strategi pengembangan agribisnis sapi potong di Kabupaten Blora adalah meningkatkan produksi dan meningkatkan hubungan kerjasama antar pelaku usaha dalam budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran.