Abstrak


Eksperimentasi Model Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Materi Operasi Hitung Pecahan Ditinjau dari Motivasi Belajar Matematika Siswa (Penelitian dilakukan di SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)


Oleh :
Fitriana Anggar Kusuma - X1307040 - Fak. KIP

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah model pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual dapat menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada pokok bahasan operasi hitung pecahan, (2) manakah yang dapat memiliki prestasi belajar yang lebih baik, siswa dengan motivasi belajar tinggi, sedang atau rendah pada materi operasi hitung pecahan, (3) pada masingmasing model pembelajaran, manakah yang memiliki prestasi belajar matematika lebih baik, siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi, sedang atau rendah pada materi operasi hitung pecahan, (4) pada masing-masing kategori motivasi belajar siswa, apakah prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung pecahan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, yang terdiri dari 5 kelas dengan banyaknya siswa 160. Sampel yang digunakan yaitu 2 kelas dengan jumlah total siswa kedua kelas tersebut adalah 64 siswa. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 14 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data yang berupa data nilai UAN matematika, metode angket untuk data motivasi belajar matematika siswa dan metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung pecahan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Sebagai persyaratan analisis yaitu v populasi berdistribusi normal menggunakan uji Lilliefors dan populasi mempunyai variansi yang sama (homogen) menggunakan metode Bartlett. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual memberikan prestasi belajar matematika yang sama baiknya dengan pembelajaran konvensional pada materi operasi hitung pecahan (Fa = 1.42 < 4.008 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%). (2) Siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi dan sedang memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik, siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar rendah sedangkan siswa dengan motivasi belajar matematika sedang dan rendah memiliki prestasi belajar matematika yang sama baik pada materi operasi hitung pecahan (Fb = 8.96 > 3.158 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%). (3) Pada model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional, siswa dengan motivasi belajar matematika tinggi memiliki prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada siswa dengan motivasi belajar matamatika rendah pada materi operasi hitung pecahan (Fab = 0.13 < 3.158 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%). (4) Pada masingmasing kategori motivasi belajar siswa (tinggi, sedang, rendah), model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kontekstual dan pembelajaran konvensional memberikan prestasi belajar yang sama baiknya pada materi operasi hitung pecahan (Fab = 0.13 < 3.158 = Ftabel pada taraf signifikansi 5%).