Abstrak


Analisis pengendalian kualitas produk kain grey dengan metode c-chart pada departemen weaving pt. Sinar surya indah lestari Sukoharjo


Oleh :
Rachmani Kusuma Wardhani - F3509057 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan dalam proses produksi. Perusahaan perlu melakukan pengendalian kualitas mulai dari bahan baku, proses produksi sampai barang jadi. Sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan memenuhi standar kualitas. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan kain grey, untuk mengetahui jumlah rata-rata kerusakan produk, batas pengendalian atas dan batas pengendalian bawah serta untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadi dan faktor penyebab kerusakan yang sering terjadi di perusahaan PT. Sinar Surya Indah Lestari Sukoharjo. Berdasarkan analisis C-Chart, pada tahun 2011 dapat diketahui bahwa jumlah kerusakan yang terjadi 149.641 meter. Rata-rata kerusakan yang terjadi adalah sebesar 12.470,08 meter, kemudian batas pengendali atas 12.805,09 meter dan batas pengendali bawah sebesar 12.135,07 meter. Berdsarkan hasil perhitungan dilakukan revisi dikarenakan adanya jumlah kerusakan yang melewati batas kendali dan diketahui jumlah kerusakan yang terjadi sebesar 73.233 meter. Setelah dianalisa dapat diketahui rata-rata kerusakan yang baru sebesar 12.205,5 meter, kemudian batas kendali atas yang baru sebesar 12.536,94 meter dan batas kendali bawah sebesar 11.874,06 meter. Berdasarkan data dan analisis diagram pareto, kerusakan yang paling dominan adalah kerusakan berupa tample mark sebesar 42,60%. Berdasarkan analisis yang diteliti terdapat beberapa penyebab terjadinya kerusakan yaitu karena faktor manusia, metode, mesin, dan material. Analisis penyebab kerusakan digambarkan dalam diagram sebab akibat. Adapun saran yang dapat diberikan untuk perusahaan berdasarkan kesimpulan yang didapat, antara lain meningkatkan pengawasan kepada karyawan,meningkatkan perawatan mesin secara rutin, memperhatikan kualitas bahan baku, sehingga produk cacat dapat diminimalkan.