;

Abstrak


Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah dalam menentukan hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan penalaran siswa smk di Surakarta


Oleh :
Yudi Cahya Ariyanto - S851008055 - Sekolah Pascasarjana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Manakah yang hasil belajar matematikanya lebih baik, siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran free PBL atau modified PBL? (2) Manakah yang hasil belajar matematikanya lebih baik, siswa yang memiliki kemampuan penalaran tinggi, sedang atau rendah? (3) apakah perbedaan hasil belajar matematika antara masing-masing model pembelajaran konsisten pada tiap-tiap kemampuan penalaran? Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain faktorial 2x3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK di Kota Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 218 siswa, dengan rincian 110 siswa pada kelompok eksperimen satu dan 108 siswa pada kelompok eksperimen dua. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar matematika dan tes kemampuan penalaran. Analisis soal uji coba instrumen meliputi validitas isi, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas. Uji prasyarat meliputi uji normalitas populasi menggunakan metode Lilliefors dan uji homogenitas variansi populasi menggunakan metode Bartlett. Dengan α = 0,05, diperoleh simpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Uji keseimbangan menggunakan uji-t diperoleh simpulan bahwa kedua kelompok eksperimen dalam keadaan yang seimbang. Berdasar hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dapat disimpulkan: (1) hasil belajar matematika dengan model pembelajaran modified PBL lebih baik dari pada hasil belajar dengan model free PBL (2) Hasil belajar matematika siswa kategori kemampuan penalaran tinggi lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mempunyai kategori penalaran sedang dan rendah, dan hasil belajar siswa yang mempunyai kategori penalaran sedang lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mempunyai kategori penalaran rendah. (3) perbedaan hasil belajar matematika antara masing-masing model pembelajaran konsisten pada tiap-tiap kemampuan penalaran.