Abstrak


Evaluasi Kinerja Pada Simpang Bersinyal Mojosongo Dan Simpang Ring Road Kota Surakarta


Oleh :
Bagus Dwi Prasetyo - I8209012 - Fak. Teknik

Simpang bersinyal merupakan suatu elemen yang cukup penting dalam sistem transportasi di kota besar. Pengaturan sinyal harus dilakukan semaksimal mungkin agar dapat membantu kelancaran laju kendaraan yang melalui persimpangan. Simpang Mojosongo terdiri dari 3 fase, fase pertama dari arah Selatan (Jalan Brigjen Katamso), fase ke-dua dari arah Barat dan arah Timur (Jalan Sumpah Pemuda dan Jalan Brigjen Katamso), dan fase ke-tiga dari arah Utara (Jalan Tangkuban Perahu). Simpang Ring Road terdiri dari 3 fase, fase pertama dari arah Selatan (Jalan Brigjen Katamso), fase ke-dua dari arah Timur dan arah Barat (Jalan Ahmad Yani dan Jalan Tangkuban Perahu) dan fase ke-tiga dari arah Utara (Jalan Adi Sumarmo), fase merupakan bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakkan lalu lintas. Penelitian ini berdasarkan metode MKJI 1997. Analisis dalam penelitian ini berdasarkan dari data primer yaitu data yang diambil secara langsung di lapangan. Analisa yang dilakukan meliputi data geometri, arus kendaraan, jarak dari garis henti ke tititk konflik masing-masing untuk kendaraan berangkat dan datang. Hasil penelitian yang dilakukan tentang kinerja dan manajemen pada simpang Mojosongo, Arus kendaraan pada pukul 06.00-08.00 WIB terjadi sebesar 4687 smp/jam, kapasitas pada pendekat Utara sebesar 922 smp/jam, pendekat Selatan 1584 smp/jam, pendekat Timur 1313 smp/jam, dan pendekat Barat 868 smp/jam. derajat kejenuhan sebesar 0,735-0,821, untuk kendaraan terhenti rata-rata 0,95 stop/smp, selain itu juga terjadi tundaan rata-rata 35,34 smp/det. Sedangkan pada Simpang Ring Road, arus kendaraan pada pukul 06.00-08.00 WIB terjadi sebesar 4630 smp/jam, kapasitas pada pendekat Utara 575 smp/jam, pendekat Selatan 1313 smp/jam, pendekat Timur 1700 smp/jam dan pendekat Barat 1042 smp/jam. Derajat kejenuhan 0,384-0,763, kendaraan terhenti rata-rata 0,87 stop/smp dan tundaan simpang rata-rata 36,99 smp/jam. Dari evaluasi kedua Simpang tersebut, Simpang Mojosongo mempunyai Derajat kejenuhan yang lebih tinggi dari pada Simpang Ring Road yaitu sebesar 0,735-0,821, sedangkan menurut MKJI 1997 derajat kejenuhan sebesar 0,85 (DS > 0,85). Maka diperlukan managemen Kinerja. Dari penelitian dapat diketahui kapasitas pengguna jalan sangat besar, dikarenakan simpang tersebut merupakan jalan menghubungkan antar kota yaitu arah Timur menuju Surabaya, arah Barat menuju Semarang, arah Selatan menuju Terminal Tertonadi dan arah Utara menuju Pemukiman warga Mojosongo. Kata Kunci: Fase, Kinerja, Manajemen.