;

Abstrak


Dampak Alih Fungsi Lahan Terhadap Kondisi Tata Air di Sub-Sub Das Ngunut I dan Sub-Sub Das Tapan (Sub Das Samin)


Oleh :
Salamah Retnowati - A13090601 - Sekolah Pascasarjana

engelolaan DAS langsung ataupun tidak langsung menyebabkan perubahan kondisi hidrologi. Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan yaitu peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan produktifitas, dan percepatan degradasi lahan. Salah satu indikator bahwa DAS terkelola dengan baik apabila nilai KRS (Koefisien Regim Sungai) yakni perbandingan debit maksimum dengan debit minimum dalam suatu DAS memiliki nilai KRS kecil yakni mempunyai (nilai < 50), dimana kontinuitas alirannya terjaga, dalam arti pada saat musim penghujan dapat menyimpan air dan pada musim kemarau dapat mengeluarkannya. Selain nilai KRS, terdapat 4 parameter lain yang digunakan untuk mengukur kesehatan DAS yakni 1) Coefisien of Varians (CV), 2) Indeks Penggunaan Air (IPA), 3) Nilai Koefisien Limpasan (C) dan 4) Sedimentasi. Penelitian dilaksanakan di Sub-Sub DAS Ngunut I dan Sub-Sub DAS Tapan. Maksud penelitian yakni untuk mengetahui kondisi kesehatan DAS melalui pengukuran 5 parameter tata air akibat adanya perubahan penutupan lahan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yang pendekatan variabelnya dilakukan dengan survey lapangan dan penggunaan data sekunder. Tujuan penelitian yakni 1) mengetahui perubahan penutupan lahan pada tahun 1997 dan 2007, 2) melakukan evaluasi kondisi tata air Sub-Sub DAS Ngunut I dan Sub-Sub DAS Tapan untuk waktu 10 tahun (tahun 1997 dan 2007) dengan menggunakan 5 parameter, 3) mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap besarnya nilai Q (sedimen) Pada Sub-Sub DAS Ngunut I, terjadi perubahan penggunaan lahan dari sawah yang semula 155,60 ha (pada tahun 1997) menjadi 48,46 ha (pada tahun 2007) dan luas penggunaan lahan untuk tegal yang semula 288,50 ha (pada tahun 1997) menjadi 148,80 ha (pada tahun 2007). Perubahan pada dua penutupan lahan tersebut menyebabkan terjadinya penurunan sedimen dari 26,88 mm/ tahun menjadi 0,26 mm/tahun. Pada Sub-Sub DAS Tapan, terjadi perubahan penggunaan lahan dari sawah yang semula 10,59 ha (pada tahun 1997) menjadi 10 ha (pada tahun 2007) dan luas penggunaan lahan untuk tegal yang semula 115,46 ha (pada tahun 1997) menjadi 56 ha (pada tahun 2007). Perubahan pada dua penutupan lahan tersebut menyebabkan terjadinya penurunan sedimen dari 36,15 mm/ tahun menjadi 0,58 mm/tahun. Nilai rerata KRS Sub-Sub DAS Ngunut I sebesar 1774,97 m3/detik, nilai rerata CV dan IPA sebesar 2,3 dan 0,2 sedangkan nilai rerata Koefisien Limpasan (C) dan rerata Sedimentasi sebesar 0,37 dan 13.87 ton/ha. Nilai rerata KRS Sub-Sub DAS Tapan sebesar 69,23 m3/detik, nilai rerata CV dan IPA sebesar 1,18 dan 0,08 sedangkan nilai rerata Koefisien Limpasan (C) dan rerata Sedimentasi sebesar 1,43 dan 79,33 ton/ha